Kecamatan Kudus | |
---|---|
Transkripsi Bahasa Daerah | |
• Hanacaraka | ꦏꦸꦢꦸꦱ꧀ |
• Pegon | قدوس |
• Alfabet Jawa | Kudus |
Dari Kiri ke Kanan: Papan nama ikon Kota Kudus, Menara Masjid Kudus, SMPN 1 Kudus, Pusat perbelanjaan Matahari Kudus | |
Julukan: Kota Kretek • Jambu | |
Koordinat: 6°48′09″S 110°50′38″E / 6.80250°S 110.84389°E | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Kudus |
Jumlah Satuan Pemerintahan | Daftar Desa: 16 Kelurahan: 9 Dukuh: 34 |
Pemerintahan | |
• Camat | Andrias Wahyu Adi Setiawan |
• Sekretaris Camat | Sonhaji |
Luas | |
• Total | 11,22 km2 (4,33 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 91.391 |
• Kepadatan | 8.166/km2 (21,150/sq mi) |
Demografi | |
• Demonim | Orang Kudus Wong Kudus |
• Agama | [1] |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Jawa (dominan) |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode area telepon | +62 291 |
Pelat kendaraan | K xxxx B**/K* |
Kode Kemendagri | 33.19.02[2] |
Kode SNI 7657:2023 | KDS |
Situs web | kudus |
Kecamatan Kudus (bahasa Jawa: ꦏꦸꦢꦸꦱ꧀ Pegon: قدوس) (ditulis juga sebagai Kota Kudus) adalah sebuah kecamatan dan ibu kota yang menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Kudus di provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Menurut Ricklefs, Kudus merupakan satu-satunya kota di Jawa yang menggunakan nama dari bahasa Arab.[3]
Kata "Kudus" berasal dari bahasa Arab yaitu Al-Quds (Arab: القُدس) yang artinya suci, bersih. Penggunaan nama ini diawali dengan berdirinya Masjid Menara Kudus yang merupakan peninggalan Sunan Kudus. Batu pertama dari masjid ini berasal dari Masjid Al-Aqso di Yerusalem sehingga masjid ini dinamakan sebagai Al-Manar atau Al-Aqso. Sehingga, daerah sekitar masjid ini dinamakan sebagai Al-Quds, meniru nama kota Yerusalem yang dikenal sebagai Baitul Maqdis atau Al-Quds.
... telah mendirikan Masjid Al-Aqsa dan Negeri Kudus (Al-Quds), khalifah zaman ini, ulama keturunan Muhammad.. Ja'far as-Shadiq, pada 956 Hijriah
— terjemahan bahasa Indonesia dari inskripsi berbahasa Arab di atas mihrab Masjid Menara Kudus[4]
Pada tanggal 8 Desember 1951, terjadi pertempuran antara TNI dengan pasukan eks Batalyon 426. Pertempuran ini menandai dimulainya Pemberontakan Eks Batalyon 426. Selama pertempuran, pasukan eks Batalyon 426 meluncurkan mortar dan beberapa diantarnya jatuh ke alun-alun kota. Pertempuran berlangsung sampai sore hari ketika hujan deras turun di Kudus sehingga menyebabkan pasukan eks Batalyon 426 melarikan diri dari kota menuju ke arah selatan.[5]
Kecamatan ini berada di dataran rendah dan berada pada ketinggian 31 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kota Kudus beriklim tropis, dengan curah hujan 94 mm per tahun dan suhu 22-39 °C.
Berikut merupakan batas-batas wilayah dari kecamatan ini, yaitu:
Utara | Kecamatan Dawe |
Timur | Kecamatan Jekulo |
Selatan | Kecamatan Jati |
Barat | Kecamatan Kaliwungu |
Jumlah penduduk Kecamatan Kota adalah 91.137 jiwa (tahun 2013) yang terdiri atas 44.452 jiwa penduduk laki-laki dan 47.285 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan. Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Kudus adalah 8.162 jiwa / km2. Sementara pada Sensus Penduduk Indonesia 2020, penduduk Kota Kudus berjumlah 89.480 jiwa, dengan kepadatan 8.546 jiwa/km². Sebagian besar penduduk Kecamatan Kudus bermata pencaharian sebagai buruh industri dan sektor swasta.
Penduduk asli kota Kudus adalah suku Jawa, dan ada juga suku pendatang dari wilayah lain. Kemudian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Kudus 2021 mencatat bahwa penduduk Kota Kudus memiliki beragam kepercayaan atau agama yang dianut. Adapun persentasi agama yang dianut menurut agama yang dianut ialah Islam 92,53%, kemudian Kristen 7,25%, dimana Protestan 4,84% dan Katolik 2,41%. Sebagian lagi beragama Buddha 0,20%, kepercayaan Saman 0,01% dan Hindu 0,01%.[1] Sementara rumah ibadah yang di kota Kudus yakni masjid 68 bangunan, musholah 207 bangunan, gereja Protestan 21 bangunan, gereja Katolik 1 bangunan dan klenteng 1 bangunan.
Tempat wisata di Kecamatan Kota Kudus, yaitu: