Legen

Legen
JenisMinuman tradisional
AsalIndonesia
DiperkenalkanSekitar tahun 1895-1896
Bagian darimasakan Indonesia Edit nilai pada Wikidata
RasaManis
Warnaputih
1.5-3.0 %


Legen (bahasa Jawa: ꧋ꦊꦒꦺꦤ꧀, translit. lêgèn)[1]:16 adalah nama minuman tradisional yang banyak ditemukan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Legen ini telah digemari orang sejak lama; dan bahkan dicantumkan pula dalam kitab "Serat Centhini" (ditulis sekitar awal abad ke-19) yang merupakan semacam ensiklopedia orang Jawa.[2] Dalam kitab itu disebutkan adanya beberapa macam legen seperti legen siwalan, legen aren, dan juga legen kelapa (badheg).[3]:26, 32, 34, 76

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata legen ini berasal dari kata dasar lêgi (Jw.) yang artinya manis.[1]:16 Sedangkan badheg (Jw.) berarti nira, atau juga tuak.[4]:37

Pengertian

[sunting | sunting sumber]
Badeg atau legen kelapa yang dijual di tepi jalan raya Rowokele, dekat perbatasan wilayah Kebumen dengan Banyumas

Legen adalah nira atau cairan tumbuhan (getah) yang dihasilkan dengan cara memotong pucuk bunga majemuk (Jw. manggar) jenis-jenis pohon palma yang belum mekar. Beberapa jenis palma yang biasa disadap niranya, antara lain, aren, kelapa, lontar, nipah, dan gewang (gebang).[5]

Legen yang dijajakan dalam botol atau jeriken di tepi jalan biasanya adalah legen siwalan dan legen kelapa, bergantung kepada daerahnya. Legen mentah tidak tahan lama disimpan; setelah beberapa jam, sukrosa dalam legen akan diuraikan oleh mikroba (terutama ragi) menjadi glukosa dan fruktosa dan komponen lainnya,[6]:67 dan menjadikan legen terasa asam. Oleh sebab itu, legen biasanya dijual tidak terlalu jauh dari lokasi ia disadap. Untuk meningkatkan keawetannya, badeg, legen kelapa di wilayah Banyumas dan Kebumen biasanya dimasak terlebih dahulu.[7] Legen yang disimpan beberapa hari hingga beberapa minggu akan tefermentasi menjadi ciu (tuak).[8]

Daerah penghasil

[sunting | sunting sumber]

Legen siwalan umumnya dihasilkan di jalur pesisir utara Jawa Timur yang beriklim kering, ke barat sejauh Semarang di Jawa Tengah,[9] di mana pohon-pohon siwalan atau lontar masih dapat tumbuh baik. Tuban mengklaim bahwa legen siwalan adalah minuman khas daerah itu,[10] meskipun pada kenyataannya legen siwalan juga dihasilkan oleh daerah-daerah yang lain seperti halnya Semarang tadi, Pati,[11] Rembang,[12] Lamongan,[13] Gresik[14] Pasuruan,[15] dan lain-lain.

Legen kelapa atau biasa disebut badeg dihasilkan dari wilayah yang lebih basah, terutama dekat pesisir selatan Jawa. Di wilayah-wilayah yang menjadi sentra tanaman kelapa, badeg adalah hasil samping dari industri gula kelapa. Sebagian kecil dari nira yang tidak dijadikan gula, dijual di pasar atau di tepi jalan sebagai air badeg, wedang badeg,[16] atau es badeg.[17][18] Di wilayah Kebumen, Cilacap, dan Banyumas, badeg ini digunakan pula untuk membuat kudapan seperti jenang sabun,[19] dan juga cimplung.


Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Nardiati, S., Suwadji, Sukardi Mp., Pardi, E. Suwatno. (1993). Kamus Bahasa Jawa - Bahasa Indonesia, II. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Dep. P & K.
  2. ^ Ranggasutrasna, R.Ng. dkk. (1814). Serat Suluk Tambangraras (Serat Centhini). Lihat misalnya pada Jil. II: 275 (157:2)
  3. ^ Sunjata,W.P., Sumarno, & T. Mumfangati, (2014). Kuliner Jawa dalam Serat Centhini. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta. [Oktober 2014].
  4. ^ Nardiati, S., dkk. (1993). Kamus Bahasa Jawa - Bahasa Indonesia, I. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Dep. P & K.
  5. ^ Joseph, G.H., & P. Layuk. (2012). "Pengolahan gula semut dari aren". Buletin Palma, 13(1) : 60-65 (Juni 2012)
  6. ^ Pontoh, J. (2012). "Metode analisa dan komponen kimia dalam nira dan gula aren". Dalam "Aren Untuk Pangan dan Alternatif Energi Terbarukan" - Prosiding Seminar Nasional Aren, 26 - 27 September 2012, Balikpapan.
  7. ^ Suara Merdeka: "Berburu es badeg, kuliner Ramadhan minuman legendaris Banyumas yang kian jarang di Purwokerto"; artikel Nugroho Pandhu Sukmono - Rabu, 12 April 2023 | 07:00 WIB, diakses tgl. 14/xi/2024
  8. ^ Lintas Kebumen: "Tak ada pembinaan, ciu dijual bebas"; artikel September 24, 2014, diakses tgl. 14/xi/2024
  9. ^ Halo Semarang: "Es legen yang masih bertahan ketika perkebunan siwalan Genuk mulai berubah jadi permukiman"; artikel Lanang Wibisono, 29 Mei 2021, 1:45 pm, diakses tgl. 14/xi/2024
  10. ^ Kabupaten Tuban: "Legen minuman khas Tuban"; artikel Kiki Aprilia, 13 July 2021 14:07, diakses tgl. 14/xi/2024
  11. ^ SiberZone: "Satu-satunya desa di wilayah Kabupaten Pati penghasil buah siwalan dan kue dumbek"; artikel 11 Jun 2021, diakses tgl. 14/xi/2024
  12. ^ Suara Merdeka OL: "Legen menjadi suguhan untuk Tim Wasev Pusterad"; artikel Kamis, 8 November 2018 | 16:26 WIB, diakses tgl. 14/xi/2024
  13. ^ Disparbud Lamongan: "3 minuman khas Lamongan, dijamin ketagihan"; artikel 10 Januari 2023, diakses tgl. 14/xi/2024
  14. ^ Disparekrafbudpora Gresik: "Minuman legen"; artikel 06 March 2024, diakses tgl. 14/xi/2024
  15. ^ Bangsa OL: "Ternyata Pasuruan punya buah siwalan dan legen, rasanya bisa diadu, siap dibudidayakan"; artikel Ahmad Fuad, Rabu, 10 Februari 2021 20:50 WIB, diakses tgl. 14/xi/2024
  16. ^ Radar Banyumas: "Resep Wedang Badeg Khas Banyumas"; artikel Fahma Ardiana | Rabu 24-01-2024,07:47 WIB, diakses tgl. 14/xi/2024
  17. ^ RRI: "Es badeg, minuman sari bunga kelapa khas Banyumas"; artikel Rama Shidqi Pratama, 24 Oct 2024 - 08:52, diakses tgl. 14/xi/2024
  18. ^ e-Solopos: "Mengenal es badeg, minuman legendaris khas Banyumas"; artikel Imam Yuda Saputra pada Jumat, 2 Desember 2022 - 13:27 WIB, diakses tgl. 14/xi/2024
  19. ^ Kuasa Kata: "Jenang sabun, kudapan manis nan langka khas Kebumen"; artikel Jumat, 18 Oktober 2024 | 12:33 WIB, diakses tgl. 14/xi/2024

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]