Leukotriena menggunakan persinyalan lipid untuk menyampaikan informasi baik ke sel yang memproduksinya (persinyalan autokrin) atau sel-sel tetangga (persinyalan parakrin) untuk mengatur respons imun. Produksi leukotriena biasanya disertai dengan produksi histamin dan prostaglandin, yang juga bertindak sebagai mediator inflamasi.[4]
Salah satu peran mereka (khususnya, leukotriena D4) adalah memicu kontraksi pada otot polos yang melapisi bronkiolus; produksi berlebih leukotriena merupakan penyebab utama peradangan pada asma dan rhinitis alergik.[5]Antagonis leukotriena digunakan untuk mengobati gangguan ini dengan menghambat produksi atau aktivitas leukotriena.[6]
^Loick, H.; Theissen, J. (1994). "Die Eicosanoide als Mediatoren beim ARDS" [Eicosanoids as mediators in ARDS]. Anästhesiologie, Intensivmedizin, Notfallmedizin, Schmerztherapie (dalam bahasa Jerman). 29 (1): 3–9. doi:10.1055/s-2007-996677. PMID8142566.
^Scott JP, Peters-Golden M (September 2018). "Antileukotriene agents for the treatment of lung disease". Am. J. Respir. Crit. Care Med. 188 (5): 538–544. doi:10.1164/rccm.201301-0023PP. PMID23822826.