Miracle in Cell No. 7 | |
---|---|
Nama lain | |
Hangul | 7번방의 선물 |
Hanja | 7番房의 膳物 |
Alih Aksara yang Disempurnakan | Chilbeonbangui Seonmul |
McCune–Reischauer | Ch‘ilpŏnbang ŭi Sŏnmul |
Sutradara | Lee Hwan-kyung |
Produser | Kim Min-ki Lee Sang-hun |
Ditulis oleh | Lee Hwan-kyung Yu Young-a Kim Hwang-sung Kim Young-seok |
Pemeran | Ryu Seung-ryong Kal So-won Park Shin-hye |
Penata musik | Lee Dong-june |
Sinematografer | Kang Seung-gi |
Penyunting | Choi Jai-geun Kim So-youn (Rec Studio) |
Perusahaan produksi | Fineworks/CL Entertainment |
Distributor | NEW |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 127 menit |
Negara | Korea Selatan |
Bahasa | Korea |
Miracle in Cell No. 7 (Hangul: 7번방의 선물; RR: 7beonbangui Seonmul; lit. Keajaiban Di Ruang 7") adalah film Korea Selatan tahun 2013 yang dibintangi Ryu Seung-ryong, Kal So-won dan Park Shin-hye.[1][2] Film ini adalah sebuah komedi mengharukan dan melodrama keluarga tentang seorang pria cacat mental yang secara tidak sah dipenjara karena pembunuhan yang membangun persahabatan dengan penjahat kasar di selnya, dan mereka membantu dia melihat putrinya lagi dengan melanggar aturan.[3][4][5]
Judul awal film ini adalah December 23 (Hangul: 12월 23일).[6][7]
Lee Yong Go adalah seorang laki-laki berusia 40 tahunan yang mengalami cacat mental karena kecerdasannya sangat rendah. Walaupun begitu, Lee Yong Go mempunyai anak perempuan berusia 6 tahun yang cantik dan cerdas bernama Ye Sung. Lee Yong Go yang bekerja sebagai tukang parkir ini sangat sayang pada anak satu-satunya itu.
Suatu ketika terjadi peristiwa tragis yang membuat Lee Yong Go dipenjara. Peristiwa tragis itu diawali ketika Ye Sung sangat tertarik dengan tas kuning bergambar Sailor Moon di sebuah toko. Karena belum gajian, Lee Yong Go dan Ye Sung hanya bisa melihat tas itu dari balik kaca etalase toko, Lee Yong Go berjanji akan membelikan tas itu setelah gajian.
Tapi betapa kecewanya Lee Yong Go dan Ye Sung karena tas Sailor Moon itu dibeli seorang anak perempuan bersama orang tuanya. Karena sangat sayang kepada anaknya, Lee Yong Go nekad masuk ke dalam toko dan meminta agar tas Sailor Moon itu tidak jadi dibeli. Tapi malang sekali, ayah dari anak pembeli tas itu adalah seorang Komisaris Jenderal Kepolisian yang sombong dan langsung memukuli Lee Yong Go. Walaupun Lee Yong Go dan Ye Sung gagal mendapatkan tas Sailor Moon itu tapi Lee Yong Go tetap berjanji akan membelikan tas Sailor Moon itu setelah gajian nanti.
Anak Komisaris Jendral polisi yang bernama Ji Yeong ternyata baik hati. Setelah Lee Yong Go gajian, Ji Yeong menemui Lee Yong Go dan menunjukkan toko lain yang juga menjual tas Sailor Moon. Tapi disinilah awalnya petaka karena di perjalanan, Ji Yeong terpeleset dan meninggal dunia.
Lee Yong Go dituduh membunuh Ji Yeong karena kening Ji Yeong terluka dan disamping kepalanya ada batu bata sehingga Lee Yong Go dituduh memukul kepala Ji Yeong dengan batu bata padahal batu bata itu jatuh dengan sendirinya di kepala Ji Yeong ketika terjatuh. Lebih parah lagi, sesuai dengan pelajaran yang diterima Lee Yong Go ketika menjalani pelatihan sebagai tukang parkir, cara menyelamatkan orang yang pingsan adalah membuka celana agar melancarkan peredaran darah kemudian memberi pernapasan buatan dari mulut ke mulut. Karena itulah, Lee Yong Go dituduh selain membunuh juga memperkosa Ji Yeong.
Karena kecerdasannya sangat rendah, Lee Yong Go tidak bisa membuat pernyataan yang bisa membela dirinya. Lebih celaka lagi, ayah Ji Yeong ternyata bukan hanya seorang Komisaris Jendral Polisi yang sombong tapi juga jahat dan kejam. Dengan kekerasan, ayah Ji Yeong memaksa Lee Yong Go untuk mengaku bahwa ia memang telah membunuh dan memperkosa Ji Yeong untuk balas dendam karena pernah dipukuli di toko. Komisaris jendral itu mengancam akan membunuh Ye Sung jika Lee Yong Go tidak menuruti perintahnya. Karena sangat sayang pada Ye Sung, Lee Yong Go terpaksa menuruti perintah ayah Ji Yeong walaupun akibatnya di pengadilan ia divonis hukuman mati. Untuk menunggu eksekusi hukuman mati, Lee Yong Go dipenjara di kamar sel nomor 7 yang merupakan penjara untuk narapidana berbahaya dengan pegamanan yang sangat ketat. Selama Lee Yong Go dipenjara, Ye Seung dititipkan di panti asuhan.
Di sel no 7, Lee Yong Go dicampur bersama 5 narapidana kelas kakap lainnya yaitu Bong Sik (pencopet), Chun Ho (penipu), Man Beom (pezinah), Kakek Seo (penipu) dan So Yang Ho si gangster penyelundup tapi buta huruf yang merupakan pemimpin narapidana sel nomor 7. Sudah menjadi budaya para narapidana di seluruh dunia bahwa jenis narapidana yang paling dibenci oleh narapidana lainnya adalah pemerkosa apalagi yang diperkosa adalah anak-anak. Akibatnya Lee Yong Go dipukuli oleh 5 narapidana lain di sel nomor 7 dan terus dimusuhi.
Tapi kelima teman penjara Lee Yong Go berbalik menjadi sahabat karena So Yang Ho diselamatkan oleh Lee Yong Go ketika akan dibunuh oleh sesama narapidana yang merupakan saingan gangster penyelundup. Merasa berhutang budi bahkan berhutang nyawa maka So Yang Ho bersedia mengabulkan apapun keinginan Lee Yong Go. Sedangkan keinginan Lee Yong Go hanya satu yaitu bertemu dengan Ye Sung.
Kelima sahabat penjara Lee Yong Go bisa mempertemukannya dengan Ye Sung ketika diadakan acara keagamaan bagi narapidana yang beragama Kristen. Pada acara keagamaan itu, diadakan pertunjukan paduan suara oleh anak-anak panti asuhan dan kebetulan sekali, Ye Sung termasuk di dalamnya. Man Beom berhasil menyelundupkan Ye sung ke sel nomor 7 dengan memasukkan Ye Sung ke dalam kardus roti. Tiba-tiba pendeta di acara keagamaan itu mendadak terkena serangan jantung sehingga anak-anak panti asuhan pulang lebih awal dan menurut perkiraan akan kembali ke penjara 2 hari lagi, dan kelima sahabat Lee Yong Go gagal mengembalikan Ye sung ke panti asuhan karena terlambat mengantarkan Ye sung ke rombongan.
Perkiraan sahabat-sahabat Lee Yong Go itu meleset karena 2 hari kemudian bukan diadakan acara keagamaan bagi narapidana beragama Kristen tetapi Buddha, akibatnya Ye sung tinggal lebih lama di sel nomor 7 dan akan sangat berbahaya jika sampai ketahuan. Tapi dalam beberapa hari itu malah terjalin persahabatan antara para narapidana di sel nomor 7 dengan Ye Sung. Para narapidana berusaha mati-matian agar Ye Sung tidak ketahuan para penjaga penjara.
Akhirnya Ye Sung ketahuan juga oleh para sipir akibatnya Ye Sung dikembalikan ke panti asuhan dan Lee Yong Go dipindahkan ke sel lain yang lebih sempit dan tidak nyaman. Selanjutnya terjadi hal yang terduga karena Kepala Penjara yang terkenal galak yaitu Jang Min Hwan juga berbalik menjadi sahabat Lee Yong Go. Hal itu disebabkan karena Lee Yong Go berhasil menyelamatkan Jang Min Hwan ketika terjadi kebakaran di penjara.
Berkat Jang Min Hwang sang kepala penjara, Ye Sung bisa datang ke sel nomor 7 kapan saja. Tidak hanya itu, Jang Min Hwang bersama kelima sahabat penjara Lee Yong Go berusaha agar Lee Yong Go bisa bebas dari dakwaan palsu yang membuatnya divonis hukuman mati. Bahkan Jang Min Hwang nekad menghadap Komisaris Jendral Polisi yang anaknya diduga diperkosa dan dibunuh oleh Lee Yong Go. Jang Min Hwang mengajukan permohonan agar dilakukan persidangan ulang bagi Lee Yong Go karena memang belum ditemukan bukti kuat bahwa Lee Yong Go telah membunuh dan memperkosa. Perjuangan Jang Min Hwang berhasil karena disetujui untuk dilakukan persidangan ulang bagi Lee Yong Go. Tapi semua jerih payah Jang Min Hwang dan kelima sahabat penjara Lee Yong Go sia-sia belaka karena sang komisaris jendral polisi ternyata tetap tidak mau melepaskan Lee Yong Go, dengan liciknya ia berkonspirasi dengan pengacara pembela Lee Yong Go. Pengacara Lee Yong Go malah mengintimidasi agar Lee Yong Go tetap mengaku sebagai pembunuh dan pemerkosa Ji Yeong atau Ye Sung akan dibunuh.
Karena kawatir dengan keselamatan Ye Sung, maka di pengadilannya yang kedua, Lee Yong Go terpaksa kembali mengaku bahwa ia memang membunuh dan memperkosa Ji Yeong. Akibatnya Lee Yong Go tetap divonis hukuman mati dan eksesuksinya akan dilaksanakan tanggal 23 Desember, tepat saat hari ulang tahun Ye Sung. Kelima sahabat penjara Lee Yong Go tetap tidak menyerah. Karena Lee Yong Go tetap divonis mati, mereka berusaha mengeluarkan Lee Yong Go dari penjara dengan balon terbang. Sayang sekali walaupun sudah didukung oleh seluruh narapidana tapi usaha kelima sahabat Lee Yong Go itu gagal karena balon gasnya tersangkut dipagar penjara.
Tibalah saatnya Lee Yong Gu dieksekusi tanggal 23 Desember. Suasana sebelum eksekusi mengharukan antara Lee Yong Gu dan Ye Sung. Akhirnya Lee Yong Gu tewas dieksekusi.
Beberapa tahun kemudian, Ye Sung tumbuh menjadi gadis cantik dan berprofesi sebagai pengacara. Dengan keahliannya sebagai pengacara Ye sung berusaha membersihkan nama baik almarhum ayahnya. Akhirnya diadakan pengadilan ulang dan Ye Sung berjuang mati-matian dengan dibantu oleh kelima sahabat penjara ayahnya. Kelima sahabat Lee Yong Gu itu bukan lagi narapidana dan sudah bertobat menjadi orang baik-baik, bahkan So Yang Ho kini sudah hijrah menjadi pendeta.
Dengan dibantu kelima sahabat Lee Yong Go dan Jang Min Hwang sebagai saksi, akhirnya Ye Sung menang di pengadilan dan hakim memutuskan bahwa Lee Yong Go tidak bersalah. Akhirnya Ye Sung bisa membuktikan walaupun ayahnya yang sudah almarhum itu bukan seorang pembunuh dan pemerkosa anak-anak.
Award | Category | Recipient(s) | Outcome |
---|---|---|---|
49th Paeksang Arts Awards[8][9] | Best Film | Miracle in Cell No. 7 | Nominasi |
Best Actor | Ryu Seung-ryong | Nominasi | |
Best Supporting Actor | Oh Dal-su | Nominasi | |
Best Supporting Actress | Park Shin-hye | Nominasi | |
Best New Actress | Kal So-won | Nominasi | |
Best Screenplay | Lee Hwan-kyung, Kim Hwang-sung, Kim Young-seok | Nominasi | |
Grand Prize for Film | Ryu Seung-ryong | Menang | |
Most Popular Actress | Park Shin-hye | Menang | |
7th Mnet 20's Choice Awards | 20's Movie Star, Male | Ryu Seung-ryong | Menang |
20's Movie Star, Female | Park Shin-hye | Nominasi | |
22nd Buil Film Awards | Best New Actress | Kal So-won | Nominasi |
50th Grand Bell Awards|50th | Best Actor | Ryu Seung-ryong | Menang |
Best Screenplay | Lee Hwan-kyung | Menang | |
Best Planning | Lee Hwan-kyung, Kim Min-ki, Kim Min-guk | Menang | |
Special Jury Prize | Kal So-won | Menang | |
Best Director | Lee Hwan-kyung | Nominasi | |
Best Actress | Kal So-won | Nominasi | |
Best Supporting Actor | Oh Dal-su | Nominasi | |
Best New Actress | Kal So-won | Nominasi | |
Best Cinematography | Kang Seung-gi | Nominasi | |
Best Editing | Choi Jae-geun, Kim So-yeon | Nominasi | |
Best Art Direction | Lee Hoo-gyoung | Nominasi | |
Best Lighting | Kang Sung-hoon | Nominasi | |
Best Costume Design | Kim Na-yeon | Nominasi | |
Best Music | Lee Dong-jun | Nominasi | |
34th Blue Dragon Film Awards | Most Popular Film | Miracle in Cell No. 7 | Menang |
Best Actor | Ryu Seung-ryong | Nominasi | |
Best Screenplay | Lee Hwan-kyung | Nominasi | |
Best Music | Lee Dong-jun | Nominasi | |
21st Korean Culture and Entertainment Awards | Grand Prize in Film | Ryu Seung-ryong | Menang |
Top Excellence Award, Actor in Film | Oh Dal-su | Menang | |
2014 34th Golden Cinema Festival | Best Supporting Actor | Oh Dal-su | Menang |
33rd Korean Association of Film Critics Awards | Best Supporting Actress | Park Shin-hye | Menang |
Film ini dibuat ulang oleh berbagai negara, yaitu :
Tahun rilis | Negara | Judul |
---|---|---|
2017 | India | Pushpaka Vimana |
2019 | Filipina | Miracle in Cell No. 7 |
Turki | Miracle in Cell No. 7 (7. Koğuştaki Mucize) | |
2022 | Indonesia | Miracle in Cell No. 7 |