Kebijakan multikulturalisme secara resmi ditetapkan oleh Pemerintah Kanada pada masa kepemimpinan Pierre Trudeau pada tahun 1970-an dan 1980-an.[1] Pemerintah federal Kanada telah dianggap sebagai pendorong multikulturalisme sebagai ideologi karena mereka menekankan pentingnya imigrasi di negara tersebut.[2] Komisi Kerajaan tentang Bilingualisme dan Bikulturalisme dari tahun 1960-an sering dianggap sebagai awal mula kesadaran politik modern terhadap konsep multikulturalisme.[3]
Orang Kanada telah menggunakan istilah "multikulturalisme" dengan cara yang berbeda, yaitu secara deskriptif sebagai fakta sosiologi, secara preskriptif sebagai ideologi, atau secara politik sebagai kebijakan.[4][5] Dalam konteks deskriptif, "multikulturalisme" menggambarkan keberadaan berbagai latar belakang suku, agama dan kebudayaan yang hidup berdampingan di Kanada dan membentuk budaya Kanada.[5][6] Kanada sendiri telah kedatangan banyak imigran semenjak abad ke-19, dan pada tahun 1980-an hampir 40 persen populasi Kanada tidak memiliki darah Britania atau Prancis.[7]
Multikulturalisme dituangkan ke dalam Undang-Undang Multikulturalisme Kanada dari tahun 1988 dan Bab 27 Piagam Hak-Hak dan Kebebasan Kanada. Undang-Undang Penyiaran (1991) Kanada juga menegaskan bahwa sistem penyiaran di Kanada sebaiknya melambangkan keanekaragaman budaya di negara tersebut. Meskipun dituangkan ke dalam kebijakan resmi, terdapat warga Kanada yang mengkritik konsep mosaik budaya dan penerapan undang-undang multikulturalisme.[8] Provinsi Quebec sendiri memiliki ideologi yang berbeda dan berfokus pada konsep interkulturalisme.[9]
Kanada merupakan salah satu negara yang serius mengembangkan konsep dan teori-teori tentang multikulturalisme. Hal ini karena penduduknya pada dasarnya merupakan masyarakat majemuk yang awalnya adalah imigran. Selain itu, Kanada juga menjadi negara yang menganut nilai keterbukaan bagi para imigran yang bermukim di negaranya untuk menjadi warga negara.[10]
Konsep multikulturalisme pertama kali muncul di dunia di Kanada. Multikultualisme sebagai sebuah konsep telah menjadi wacana di Dunia Barat sejak pertama kali diperkenalkan konsepnya pada tahun 1950. Konsep multikulturalisme diperoleh sebagai istilah turunan bagi konsep multikultural yang merupakan kata dasarnya. Kata multikultural sendiri dipopulerkan oleh surat-surat kabar di Kanada. Penggunaan terawalnya untuk menjelaskan bahwa masyarakat di Montreal adalah masyarakat dengan beragam budaya dan beragam bahasa.[11]
Istilah multikulturalisme pertama kali dibuat dan digunakan di Kanada pada dekade 1960-an. Penggunaannya oleh Pierre Trudeau yang pada masa itu menjabat sebagai Perdana Menteri Kanada. Ia menggunakannya untuk membedakannya dengan konsep bikulturalisme.[12] Sebelum masa pemerintahannya, Kanada hanya dikenal memiliki dua kelompok etnis yang saling bersaing, yaitu kelompok etnis dari bangsa Inggris dan kelompok etnis dari bangsa Prancis. Pada masa pemerintahan Pierre Trudeau, Kanada diubah statusnya sebagai negara multikultural. Karena kelompok etnis di Kanada telah terdiri dari bangsa Inggris, bangsa Prancis, suku Indian, dan bangsa Inuit. Selain itu, di Kanada juga telah terdapat kaum imigran dari mancanegara yang utamanya berasal dari Tiongkok, India, Jerman, dan Jazirah Arab.[13]
Pada tahun 1989, sistematisasi studi multikulturalisme di Kanada dikembangkan dan dipopulerkan oleh Will Kymlicka. Ia mengemukakan sistematisasinya melalui buku yang ditulisnya yang terbit dengan judul Liberalism, Community and Culture. Ia kemudian melakukan hal yang sama pada tahun 1995 dengan menerbitkan buku berjudul Multicultural Citizenship. Kymlicka menetapkan bahwa jaminan hak-hak individual dalam undang-undang, tidak menjamin pemberian ruang bagi kalangan minoritas dengan identitas budaya tersendiri di suatu negara.[13]
Multikulturalisme muncul sebagai sebuah gerakan di Kanada sejak dekade 1970-an. Kanada menjadi salah satu negara pertama yang memunculkan isu multikulturalisme sebagai sebuah gerakan.[14]
Pendidikan multikulturalisme merupakan salah satu bagian dari pengembangan multikulturalisme di Kanada yang dianggap penting.[10] Kondisi masyarakat Kanada sejak awal pembentukan negaranya telah terdiri dari banyak budaya. Karena penduduk awalnya berasal dari para imigran. Kanada menerapkan pendidikan multikultural sejak tahun 1960. Tujuan penerapan pendidikan multikultural di Kanada untuk mencegah timbulnya aksi sosial. Setelah Perang Dunia II, kawasan metropolitan di Kanada memerlukan kebutuhan tenaga pendidik di Kanada.[15]
Kanada menerapkan pendidikan progresif dalam gerakan demokratisasi pendidikannya. Gerakan ini dipengaruhi oleh Amerika Serikat yang merupakan negara tetangganya. Pendidikan multikultural di Kanada menjadi progresif karena sejak awal pembentukannya, sebagian wilayah Kanada mengenal budaya yang berlainan. Termasuk di dalamnya budaya Prancis di Provinsi Québec.[16]
Kanada merupakan salah satu negara dengan tingkat kebijakan multikulturalisme yang kuat.[17] Multikuluralisme di Kanada pada tahun 2010 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Eropa dan hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Australia.[18] Masalah perbedaan budaya di negara ini dibedakan menjadi dua, yaitu pada klaim pengakuan kelompok penduduk asli dan pengakuan sub-negara. Isu pemberdayaan hak kelompok minoritas dikedepankan dalam penduduk asli suku Aborigin di Kanada.[19]
Sementara untuk kelompok sub-negara, Kanada termasuk salah satu negara yang memusatkan kebijakannya mengenai otonomi teritorial federal atau kuasi-federal, hak menentukan nasib sendiri, jaminan perwakilan di pemerintah dan status bahasa resmi. Kebijakan ini dibahas di tingkat regional atau nasional. Salah satunya pada Provinsi Québec.[20]