Nguyễn Phúc Cảnh 阮福景 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Pangeran Mahkota Vietnam | |||||
Kelahiran | 1780 | ||||
Kematian | 1801 | ||||
Pasangan | Tống Thị Quyên | ||||
Keturunan | Nguyễn Phúc Mỹ Đường Nguyễn Phúc Mỹ Thùy | ||||
| |||||
Dinasti | Dinasti Nguyễn | ||||
Ayah | Kaisar Gia Long | ||||
Ibu | Permaisuri Thừa Thiên |
Nguyễn Phúc Cảnh (1780–1801), yang juga dikenal sebagai Pangeran Cảnh, adalah putra sulung dari Pangeran Vietnam Nguyễn Phúc Ánh, yang kelak menjadi Kaisar Gia Long. Pada usia tujuh tahun, ia berkunjung ke Prancis dengan Romo Katolik Prancis Pigneau de Béhaine untuk menandatangani sebuah aliansi antara Prancis dan Vietnam. Meskipun Pangeran Cảnh adalah pewaris sah dari tahta kerajaan, ia meninggal mendahului ayahnya, dan tidak ada keturunannya yang mendapatkan tahta tersebut setelah saudara seayahnya Nguyễn Phúc Đảm dipilih oleh Gia Long.
Lahir pada 6 April 1780, Nguyễn Phúc Cảnh adalah putra kedua dari Nguyễn Phúc Ánh dan istri pertamanya, Permaisuri Tống Thị Lan (kakaknya meninggal setelah dilahirkan).
Pada 1785, pada usia lima tahun, Nguyễn Phúc Cảnh ikut Romo Katolik Prancis Pigneau de Béhaine ke Prancis dalam rangka menandatangani sebuah perjanjian aliansi antara Prancis dan Vietnam, Perjanjian Versailles 1788.[1][2] Pangeran Canh juga ikut dengan dua mandarin, seorang sepupu, yang menjadi penganut Katolik yang dikenal sebagai pangeran Pascal, para prajurit dan para pelayan.[3] Kelompok tersebut singgah di Pondicherry pada Februari 1785.[3] Tanpa meminta bantuan, mereka meninggalkan Pondicherry untuk menuju ke Prancis pada Juli 1786.[4] yang mereka singgahi pada Februari 1787.[5]
Kelompok tersebut bertemu dengan Raja Louis XVI pada 5 atau 6 Mei 1787. Perjanjian Versailles (1787) ditandatangani pada 28 November 1787.[6]
• a)^ "Đông Cung Hoàng Thái tử" dalam bahasa Vietnam.