Netralitas artikel ini dipertanyakan. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Reformasi Protestan mulanya terjadi di negara-negara Italia sebelum abad ke-15 berakhir, dan selesai di awal abad ke-17. Perkembangannya terhambat oleh proses Inkuisisi.[1]
Selama abad ke-12 dan ke-13, berbagai macam penentang agama muncul di Italia Barat Laut dan juga di Roma (seperti patarini, dulcinian, Arnaldo da Brescia; yang akhirnya semuanya terbunuh. Hanya satu kelompok kecil pada abad ke-12, di mana Waldensian sebagai bagian dari pengecualian. Kaum Waldensia menetap di lembah-lembah yang tak terjangkau di bagian barat Pegunungan Alpen, di mana berkat pembelaannya yang efektif, mereka memperoleh kebebasan keyakinan yang terbatas (yaitu pada tahun 1561), setelah mereka mengikuti Reformasi sekitar tahun 1532.[butuh rujukan]
Girolamo Savonarola (1452–1498), yaitu seorang biarawan Dominika, merupakan seorang pendahulu Martin Luther di Italia:[2] dia menstigmatisasi penyelewengan dan penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pendeta Katolik, serta menuntut "kebangkitan moral" dan penghancuran patung-patung serta gambar-gambar di gereja-gereja. Namun, berbeda halnya dengan Luther, Savonarola tidak mendapatkan perlindungan dari pihak yang berpengaruh, selain itu tindakannya pun sangat singkat. Hal ini terbatas hanya di Firenze, kemudian Savonarola dibakar di tiang pancang.[butuh rujukan] Savanarola Florentine kontemporer, seperti Marsilio Ficino dan Giovanni Pico della Mirandola mencoba melakukan apa yang disebut dengan "Reformasi Hermetik,"[3] tetapi hermeneutika serta doktrin neoplatonis mereka tidak menghasilkan munculnya denominasi Protestan.[butuh rujukan]
Prof. Dr. Emidio Campi menulis bahwa sejarah Reformasi Protestan di Italia belum seluruhnya diperiksa.[4] Napoli merupakan salah satu pusat reformasi yang penting. Di sana, khususnya pada akhir abad ke-15, telah dibentuk lingkaran Spirituali. Lingkaran ini terkonsentrasi di sekitar Juan de Valdés, yaitu seorang imigran Spanyol, yang menyebarkan mistisisme Kristen. Di abad ke-16, Venesia dan pendudukannya atas Padova merupakan tempat berlindung bagi orang-orang Protestan Italia untuk sementara waktu. Kota-kota ini, bersama dengan Lucca, merupakan tempat penting dalam Reformasi Protestan di Italia, karena mudah dicapai dengan penyebaran gagasan keagamaan baru dari wilayah utara. Namun, Protestantisme akhirnya berhenti akibat Inkuisisi. Pemeluk Protestan Italia akhirnya melarikan diri terutama ke wilayah Jerman dan ke Swiss.[1]
Penyebab Reformasi Protestan di Italia sangat beragam: seperti kematangan humanisme yang terkait dengan kebangkitan di Italia; adanya aturan kekuatan asing (misalnya Spanyol di Italia selatan, dan Kekaisaran Romawi Suci di Utara), yang menyebarkan bentuk-bentuk keyakinan Katolik lainnya yang bertentangan dengan tradisi di Italia; kebutuhan hubungan dengan Tuhan yang lebih mendalam dan lebih pribadi; adanya pembelaan tradisi demokrasi dan republikan di Italia, yang bertujuan melawan monarki otoriter di Spanyol dan Jerman; reaksi terhadap sikap pamer dan perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh para pastor Katolik, khususnya Paus Alexander VI, yang secara terbuka mendukung korupsi dan nepotisme.[5] Kepausan sering kali dituduh (khususnya oleh Niccolò Machiavelli) dalam mendukung divisi politis di Italia.[5]
Pada tahun 1520-an, segera setelah publikasi surat-surat pertama Martin Luther, beberapa pemeluk Lutheran pertama di Italia muncul (misalnya Pier Paolo Vergerio, dan Aonio Paleario). Namun, pengaruh Lutheranisme sangat minim karena Luther menulis dalam bahasa Jerman dan mengarahkan misinya terutama di Jerman, serta efektifnya tindakan penyensoran Gereja di Italia.[5]
Bartolomeo Fonzio mungkin merupakan tokoh yang pertama kali menerjemahkan An den christlichen Adel, yaitu sebuah traktat Luther ke dalam bahasa Italia. Kemudian dia menjadi promotor aktif Lutheranisme di Italia, tetapi pada tahun 1558, ia harus dihukum mati dan ditenggelamkan.[6] Tokoh reformasi penting lainnya adalah Baldo Lupetino dari Albona di Istria dan Baldassare Altieri dari Aquila di wilayah Neapolitan.[butuh rujukan]
Semua menyebutkan bahwa Lutheranisme akan segera dihancurkan, dengan diusirnya Antonio Bruccioli dari Firenze pada tahun 1530, karena telah mengutip karya Luther dan Martin Bucer. Kemudian dia memberikan layanan agung Reformasi dengan penjelasan serta pencetakan tulisan-tulisan Alkitab ke dalam bahasa Italia. Dia berulang kali dibawa ke pengadilan, dan meninggal di penjara pada tahun 1566.[6] Pada tahun 1531, tesis Luther dibahas di Universitas Padua. Tesis ini merupakan satu-satunya kasus yang diketahui dalam bentuk wacana akademis di Italia.[1]
Pemeluk Lutheran di Italia berkembang di bawah pengaruh persekusi agama, dan mulai menyebarkan Calvinisme, Anabaptisme atau Nontrinitarianisme. Pengikutnya seperti Pietro Martire Vermigli, Girolamo Zanchi, Lelio dan Fausto Sozzini bertindak khususnya di kalangan kelas sosial yang lebih tinggi, yang sering kali berada di istana para pangeran, yang dengannya dapat melindungi diri mereka, hingga batas tertentu dari proses Inkuisisi.[1] Pada tahun 1550, Paus Julius III menegaskan bahwa 1.000 orang Venesia terhitung sebagai bagian dari sekte Anabaptis. Beberapa diantaranya adalah Giulio Gherlandi dan Francesco dells Saga yang harus mengalami Inkuisisi Venesia pada tahun 1565.[6]
Sekitar tahun 1528, banyak pemeluk Protestan asal Prancis (seperti Clément Marot dan John Calvin) berkumpul mengelilingi pangeran Ercole d'Este di Ferrara, yang diundang ke sana oleh istri pangeran Renée, yaitu seorang putri Raja Louis XII dari Prancis. Karena alasan inilah sang putri dituduh atas peristiwa Inkuisisi sesat dan kembali ke Prancis setelah kematian suaminya.[1]
Pada lingkaran pinggir peristiwa Reformasi Protestan terdapat Gerakan Unitarian Alkitab.[7] Kini, Unitarian Alkitab (atau "Unitarianisme Alkitab" atau "unitarianisme alkitab")[8] mengidentifikasi tentang iman Kristen, bahwa Alkitab mengajarkan tentang Tuhan yang merupakan seorang yang tunggal—Bapa—dan bahwa Yesus merupakan makhluk yang berbeda, yaitu anaknya. Beberapa denominasi menggunakan istilah ini dalam penggambaran diri mereka sendiri, yang mengklarifikasi perbedaan antara mereka dan gereja-gereja mereka;[9] di mana semenjak akhir abad ke-19, telah berkembang menjadi Unitarianisme Inggris modern, dan Unitarian Universalisme, khususnya di Amerika Serikat.[butuh rujukan]
Di Italia Gerakan Unitarian Alkitab didukung oleh gagasan Sozzini dan lainnya,[7][butuh sumber yang lebih baik] yang kini diwakili oleh gereja-gereja yang terkait dengan Gereja Kristen di Italia.[10] Gereja Kristen di Italia memiliki kesamaan yang signifikan dengan gerakan Unitarian Alkitab,[11][12][13][14][15][butuh sumber yang lebih baik] meskipun posisinya dipertahankan dengan kehati-hatian pada beberapa poin doktrinal. Wilbur menulis tentang Gerakan Unitarian bahwa: "Gerakan religius yang sejarahnya ingin kita telusuri ... telah berkembang sepenuhnya dalam pemikiran dan pemerintahan yang berada hanya di dalam empat negara-negara, yang satu per satu, seperti Polandia, Transilvania, Inggris dan Amerika. Hal ini menunjukkan, karakteristik individu tertentu yang secara bersamaan, memiliki semangat umum, serta sudut pandang yang sama, dan pola doktrin yang menguji seseorang supaya menganggap mereka menjadi bagian hasil dari satu gerakan yang berpindah satu sama lain, karena tidak ada yang lebih alamiah daripada menganggap bahwa ciri-ciri umum ini menyiratkan pada sebuah leluhur yang sama. Namun, hal tersebut bukanlah fakta, karena pada keempat masing-masing penjuru gerakan ini, yang berasal dari tempat lain, serta telah diterjemahkan hanya setelah mencapai pertumbuhan yang matang, yang tampaknya telah muncul secara independen dan secara langsung dari akar asalnya sendiri, dan telah dipengaruhi oleh gerakan lain dan serupa, setelah berkembangnya kehidupan dan karakternya sendiri."[16]
Gereja Kristen di Italia percaya bahwa Tuhan hanya pada Yang Satu,[17] yang berbeda secara kontras dengan doktrin Trinitas yang mendefinisikan bahwa Tuhan sebagai Tiga Orang yang Hidup berdampingan dalam satu Zat (Esensi), yang bergabung menjadi satu makhluk.[18] Gerakan Gereja Kristen di Italia terinspirasi dalam upaya menolak doktrin-doktrin lainnya yang telah diajarkan selama berabad-abad,[19] termasuk doktrin-doktrin soteriologis atas dosa asal dan predestinasi.[20][21]