8°32′22″S 115°20′21″E / 8.539571°S 115.339227°E
Samplangan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Bali | ||||
Kabupaten | Gianyar | ||||
Kecamatan | Gianyar | ||||
Kodepos | 80512 | ||||
Kode Kemendagri | 51.04.03.1003 | ||||
Kode BPS | 5104030005 | ||||
Luas | 2,76 km²[1] | ||||
Jumlah penduduk | 4.770 jiwa(2016)[2] 5.332 jiwa(2010)[3] | ||||
Kepadatan | 1.932 jiwa/km² (2010) | ||||
Jumlah KK | 1.015 KK | ||||
|
Samplangan, juga dieja Samprangan, adalah kelurahan yang berada di kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia.[4] Samplangan atau Samprangan pernah menjadi ibukota kerajaan Gelgel, dinasti raja-raja keturunan Majapahit sejak penaklukan Bali oleh Gajah Mada tahun 1343. Letaknya sekitar satu kilometer ke arah timur kota Gianyar.[5]
Samplangan merupakan salah satu tempat bersejarah di Bali. Menurut sejarah, Samplangan adalah tempat tinggal anggota dinasti raja-raja Bali keturunan Majapahit yang telah mendirikan kerajaan sejak tahun 1343. Setelah beberapa generasi, pusat kerajaan ini sempat berpindah ke Gelgel di timur. Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa prasasti di atas batu atau logam, terindetifikasi situs pusat-pusat kerajaan dari dinasti Warmadewa di Puri Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah Mada (Majapahit) menguasai Pulau Bali tahun 1343, di bekas pusat markas laskarnya didirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang dipegang oleh Lima Raja Bali, yaitu:
Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening dan Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida Dewa Manggis Kuning (1600-an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti Manggis yang muncul setelah generasi II membangun Kerajaan Payangan (1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang bernama Ida Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan Ubud. Pada periode yang sama, yaitu periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya, yaitu I Gusti Ngurah Jelantik menguasai Blahbatuh dan kemudian I Gusti Agung Maruti menguasai daerah Keramas yang keduanya adalah keturunan Arya Kepakisan. Saat ini, tidak ada jejak istana apapun yang tersisa di Samplangan.[6] Saat ini hampir tidak ada jejak yang tersisa dari kompleks istana lama.
Penduduk kelurahan Samplangan sampai dengan tahun 2014 (proyeksi BPS) berjumlah 4.770 jiwa terdiri dari 2.463 laki-laki dan 2.307 perempuan dengan sex rasio 106,76.[1]