Saptaresi (Dewanagari: सप्तर्षि; IAST: Saptarṣi ) adalah tujuh orang bijak atau resi (rohaniwan agung) yang diagung-agungkan dalam pusataka Weda dan susastra Hindu lainnya. Weda Samhita tidak menyebutkan nama resi tersebut satu demi satu, meskipun kitab-kitab Brahmana dan Upanisad yang disusun belakangan menyebutkan demikian. Dalam pustaka Weda, mereka disebutkan sebagai sesepuh bagi agama Hindu mula-mula.
Daftar yang mula-mula mengurutkan nama-nama resi tersebut tercantum pada Jaiminiya Brahmana 2.218-221: Agastya, Atri, Bharadwaja, Gotama, Jamadagni, Wasista, dan Wiswamitra, disusul oleh Brihadaranyaka Upanisad 2.2.6 dengan perbedaan tipis: Gotama dan Bharadwaja, Wiswamitra dan Jamadagni, Wasista dan Kasyapa dan Atri, Bregu. Kitab Gopatha Brahmana 1.2.8 mencantumkan Wasista, Wiswamitra, Jamadagni, Gautama, Bharadwaja, Gunggu, Agastya, Bregu dan Kasyapa.
Dalam pustaka-pustaka setelah Weda, daftar-daftar yang lain bermunculan; beberapa di antara resi tersebut dipercaya sebagai 'putra yang tercipta dari pikiran' dari Brahma (Dewanagari: मनसपुत्र; IAST: manasaputra ), manifestasi Tuhan sebagai Sang Pencipta.
Menurut kitab Purana yang disusun setelah Weda, umur alam semesta terbagi menjadi beberapa jangka waktu sangat lama yang disebut Kalpa. Kalpa yang sedang berlangsung sekarang bernama Swetawaraha-kalpa, yang terbagi menjadi 14 satuan waktu yang disebut Manwantara. Pada setiap Manwantara, umat manusia diturunkan oleh seorang Manu. Menurut kitab Purana, Manu yang menjadi leluhur manusia pada Manwantara sekarang ini adalah Waiwaswata Manu, dan dia hidup pada zaman Satyayuga. Pada setiap Manwantara, tidak hanya Manu yang berganti, tetapi juga saptaresi. Informasi tentang 14 manwantara dapat ditemukan dalam beberapa kitab Purana, tetapi informasi yang didapat dari suatu Purana sering kali berbeda bila dibandingkan dengan Purana lainnya. Di bawah ini disajikan informasi mengenai setiap manwantara, dan dihimpun dari kitab Markandeyapurana, Naradapurana, Kurmapurana, dan Matsyapurana.
Manwantara | Manu | Saptaresi |
---|---|---|
Pertama | Swayambu | Marici, Atri, Anggiras, Pulaha, Kratu, Pulastya, Wasista |
Kedua | Swarocisa | Urja, Stamba, Prana, Datoli, Resaba, Niscara, Arwariwan[1] |
Ketiga | Utama | Kokurundi, Dalbya, Sangka, Prawahana, Siwa, Sita, Sasmita[2] |
Keempat | Tamasa | Jyotirdama, Pertu, Kawya, Caitrya, Agni, Walaka, Piwara[1] |
Kelima | Raiwata | Hiranyaroma, Wedasri, Urdabahu, Wedabahu, Sudama, Parjanya, Wasista[1] |
Keenam | Caksusa | Sumeda, Wiraja, Hawismana, Utama, Madu, Ati, Sahisnu[1] |
Ketujuh | Waiwasta | Bharadwaja, Atri, Wasista, Wiswamitra, Kasyapa, Gotama, Jamadagni |
Kedelapan | Sawarni | Parasurama, Byasa, Galawa, Krepa, Resyasrengga (Srenggi), Diptimana, Droni (Aswatama) |
Kesembilan | Daksasawarni | Medatiti, Basu, Satya, Jyotismana, Dyutimana, Sabala, Hawyawahana[1] |
Kesepuluh | Brahmasawarni | Tapomurti, Hawismana, Sukerta, Satya, Nabaga, Apratima, Wasista[1] |
Kesebelas | Darmasawarni | Hawismana, Warista, Risti, Niscara, Anaga, Wisti, Agni[1] |
Kedua belas | Rudrasawarni | Dyuti, Sutapa, Tapaswi, Tapomurti, Taponidi, Taporati, Tapomati[1] |
Ketiga belas | Rocya (Dewasawarni) | Dretimana, Abyaya, Tatwadasa, Nirutsuka, Nirmoha, Sutapa, Nisprakampa[1] |
Keempat belas | Botya (Indrasawarni) | Agnidara, Agnibahu, Suci, Mukta, Madawa, Sakru, Ajita[1] |