Soesanto Tirtoprodjo | |
---|---|
Gubernur Sunda Kecil ke-2 | |
Masa jabatan 16 Oktober 1950 – 12 Februari 1952 | |
Presiden | Soekarno |
Penjabat Sementara Perdana Menteri Indonesia | |
Masa jabatan 20 Desember 1949 – 21 Januari 1950 | |
Presiden | Assaat (Pemangku Sementara Jabatan Presiden Republik Indonesia) |
Wakil Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 31 Maret 1949 – 13 Juli 1949 | |
Ketua | Sjafruddin Prawiranegara |
Pengganti Jabatan dihapuskan | |
Menteri Dalam Negeri Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 20 Desember 1949 – 6 September 1950 | |
Perdana Menteri |
|
Menteri Kehakiman Indonesia ke-3 | |
Masa jabatan 2 Oktober 1946 – 21 Januari 1950 | |
Perdana Menteri | |
Menteri Muda | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Surakarta, Midden Java, Hindia Belanda | 3 Maret 1900
Meninggal | 16 November 1969 Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia | (umur 69)
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Nasional Indonesia Partai Indonesia Raya |
Suami/istri | Raden Ayu Wasiti Tinah[1] |
Hubungan | Koesoemo Oetoyo (ayah mertua) |
Anak |
|
Almamater | Universitas Leiden |
Pekerjaan |
|
Sunting kotak info • L • B |
Mr. Raden Mas Soesanto Tirtoprodjo (3 Maret 1900 – 16 November 1969) adalah politisi berkebangsaan Indonesia yang pernah menjabat sebagai Penjabat Perdana Menteri Republik Indonesia di masa Revolusi Nasional yang saat itu menggantikan Mohammad Hatta yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat. Ia pernah menduduki jabatan Menteri Kehakiman pada enam kabinet yang berbeda-beda, mulai dari Kabinet Sjahrir III sampai Kabinet Hatta II.
Soesanto menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum di Universitas Leiden, Belanda pada tahun 1925. Setelah lulus, ia berturut-turut bekerja di pengadilan Yogyakarta, Bogor, Kebumen, dan Kediri. Dalam masa pergerakan kemerdekaan Indonesia, Soesanto bergabung Partai Indonesia Raya di Surabaya dan turut terlibat sebagai pengurus partai.
Setelah merdeka, Soesanto berkecimpung dalam pemerintahan sebagai Bupati Ponorogo dan residen Madiun (1945-1946) serta Menteri Kehakiman (1946-1950). Ia sempat bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).[2]
Pada masa Agresi Militer Belanda II, sewaktu Sjafruddin Prawiranegara membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra, Soesanto diserahi tanggung jawab untuk menjabat menteri kehakiman dan penerangan Komisariat PDRI di Jawa pada 16 Mei 1949. Semasa Republik Indonesia Serikat (1949-1950), Soesanto memimpin Kabinet Peralihan dan kembali menjabat sebagai Menteri Kehakiman pada Kabinet Sjahrir.
Soesanto meninggal dunia pada tanggal 16 November 1969 di Surakarta. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti di kota tersebut.
Soesanto menikah dengan R.A Wasiti Tinah yang merupakan anaknya Koesoemo Oetoyo. Dari pernikahanya, beliau dikaruniai empat orang anak.[3]
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mohammad Hatta |
Penjabat Perdana Menteri Indonesia 1949–1950 |
Diteruskan oleh: Abdoel Halim |
Didahului oleh: Wongsonegoro |
Menteri Dalam Negeri Indonesia 1949–1950 |
Diteruskan oleh: Assaat |
Didahului oleh: Soewandi |
Menteri Kehakiman Indonesia 1946–1949 |
Diteruskan oleh: Soepomo |
Didahului oleh: Soepomo |
Menteri Kehakiman Indonesia 1949–1950 |
Diteruskan oleh: A. G. Pringgodigdo |
Jabatan diplomatik | ||
Didahului oleh: Ida Anak Agung Gde Agung |
Duta Besar Indonesia untuk Prancis 1955–1959 |
Diteruskan oleh: Tamzil Gelar Sutan Narajau |