Taman Nasional Gandang Dewata | |
---|---|
IUCN Kategori II (Taman Nasional) | |
Letak Taman Nasional Gandang Dewata | |
Letak | Mamasa, Sulawesi Barat, Indonesia |
Kota terdekat | Mamasa |
Koordinat | 2°56′58.15″S 119°27′3.28″E / 2.9494861°S 119.4509111°E |
Luas | 79,342 hektare (0,79342 km2) |
Didirikan | 2016 |
Pihak pengelola | Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan |
Taman Nasional Gandang Dewata terletak di Mamasa, Sulawesi Barat, Indonesia. Nama taman nasional ini berasal dari nama Gunung Gandang Dewata (3304 meter)[1] adalah salah satu gunung tertinggi yang terletak di bagian barat Sulawesi (Pegunungan Quarlesi) dan merupakan gunung tertinggi kedua di Sulawesi setelah Gunung Latimojong (3140 meter) yang terletak di Kabupaten Enrekang. Gunung Gandang Dewata berada di Kabupaten Mamasa yang berbatasan dengan Kabupaten Mamuju dan memiliki ketinggian 3074 meter di atas permukaan laut. Pegunungan ini mencakup area seluas 214,201 hektar.
Penelitian LIPI pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Gandang Dewata adalah habitat bagi sejumlah spesies burung endemik, bahkan ditemukan beberapa spesies baru yang perlu dilestarikan. Dalam upaya untuk melindungi area dengan tingkat keanekaragaman, keaslian, dan keunikan yang tinggi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan Surat Keputusan dengan Nomor: SK.773/MENLHK/SETJEN/PLA.2/10/2016 tanggal 3 Oktober 2016.[2]
Gandang Dewata berasal dari dua kata, yaitu Gandang yang berarti "gendang"dan Dewata yang berarti "dewa". Puncak Gandang Dewata, Tanete, terlihat seperti batu besar berbentuk bulat seperti drum raksasa dari kejauhan. Pada hari-hari tertentu, orang-orang di kaki gunung sering mendengar gemuruh yang merupakan suara drum raksasa tersebut. Mitos ini dilestarikan hingga hari ini, sehingga sebagian besar penduduk setempat menganggap gunung ini sebagai gunung mistis. Oleh karena itu, para pecinta alam yang berniat mendaki gunung ini diwajibkan untuk menjaga perilaku dan sopan santun selama pendakian agar terhindar dari bencana.