Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
[(8R,9S,10R,13S,14S,17S)-10,13-dimethyl-3-oxo-1,2,6,7,8,9,11,12,14,15,16,17-dodecahydrocyclopenta[a]phenanthren-17-yl] heptanoate | |
Data klinis | |
Nama dagang | Delatestryl, Xyosted, dll. |
Kat. kehamilan | ? |
Status hukum | ? |
Rute | Injeksi intramuskular |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | Oral: sangat rendah Intramuskular: tinggi |
Metabolisme | Hati |
Waktu paruh | Intramuskular: 4–5 hari[1] |
Ekskresi | Urin |
Pengenal | |
Nomor CAS | 315-37-7 |
Kode ATC | ? |
PubChem | CID 9416 |
DrugBank | DB13944 |
ChemSpider | 9045 |
UNII | 7Z6522T8N9 |
KEGG | D00958 |
ChEBI | CHEBI:9464 |
ChEMBL | CHEMBL1200335 |
Sinonim | TE; Testosteron heptanoat; Testosteron 17β-heptanoat; NSC-17591 |
Data kimia | |
Rumus | C26H40O3 |
Massa mol. | 400,603 g/mol |
|
Testosteron enantat, diketahui pula dengan nama dagang seperti Delatestryl atau Xyosted, adalah obat androgen dan steroid anabolik (anabolic steroid, AAS) yang utamanya digunakan untuk mengobati tingkat testosteron yang rendah pada pria.[2][3][4] Testosteron enantat juga digunakan dalam terapi hormon maskulin bagi pria transgender.[5] Obat ini diberikan melalui suntikan ke dalam otot, biasanya sekali setiap satu hingga empat minggu.[1][4][6]
Efek samping dari testosteron enantat antara lain adalah beberapa gejala maskulinisasi seperti jerawat, pertumbuhan bulu yang bertambah, suara menjadi berat, dan meningkatnya libido.[4] Obat ini merupakan androgen dan steroid anabolik sintetik sehingga merupakan agonis reseptor androgen (AR)—target biologis dari androgen seperti testosteron dan dihidrotestosteron (DHT).[4][7] Testosteron enantat memiliki efek androgen yang kuat dan efek anabolik yang sedang sehingga membuatnya berguna dalam pemunculan maskulinisasi pada terapi penyulihan androgen.[4] Testosteron enantat merupakan ester testosteron serta merupakan bakal obat dari testosteron yang dapat bertahan lama dalam tubuh.[2][3][6] Karena itu, testosteron enantat dinilai sebagai bentuk natural dan bioidentik dari testosteron.[8]
Testosteron enantat pertama kali digunakan secara medis pada tahun 1954.[3][9] Obat ini merupakan salah satu ester testosteron yang paling banyak digunakan selain dari dengan testosteron sipionat, testosteron undekanoat, dan testosteron propionat.[3][4][7] Penggunaan testosteron enantat diatur sebagai bukan obat bebas di banyak negara.[4] Testosteron enantat juga digunakan sebagai obat peningkat performa[4] serta merupakan salah satu obat doping yang dilarang penggunaannya dalam kompetisi olahraga oleh World Anti-Doping Agency.[10]
Testosteron enantat utamanya digunakan dalam terapi penyulihan androgen dan merupakan bentuk tetosteron yang paling banyak digunakan dalam terapi tersebut.[3] Di Amerika Serikat, testosteron enantat secara spesifik diperuntukkan untuk pengobatan hipogonadisme pada pria, pubertas tertunda, serta kanker payudara pada wanita.[11] Obat ini juga digunakan dalam terapi hormon maskulin untuk pria transgender.[5]
Efek samping dari testosteron enantat salah satunya adalah virilisasi.[4] Testosteron enantat yang dikonversi oleh tubuh menjadi dihidrotestosteron (DHT) dapat memunculkan atau menguatkan karaktersitik maskulin pada laki-laki dan perempuan seperti pembesaran klitoris, alopesia, pertumbuhan bulu badan, dan memberatnya suara. DHT juga berperan penting pada fungsi seksual laki-laki serta dapat menjadi salah satu faktor dari priapisme iskemik pada laki-laki. Testosteron enantat juga dapat meningkatkan IGF-1 dan protein pengikatnya.[12][13] Testosteron enantat juga dapat dikonversi menjadi estradiol oleh aromatase,[14] yang dapat menyebabkan ginekomastia pada laki-laki. Inhibitor aromatase dapat digunakan untuk mencegah aktivitas estrogenik dari testosteron enantat dalam tubuh.[14]