Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Dalam mitologi Tiongkok, Yan (t: 閻, s: 阎, p: Yán; Hokkien=Giam Lo Ong) adalah penguasa akhirat (Diyu), diadopsi dari dewa Sanskerta Weda Yama Rājā (यम राज). Gelarnya secara lengkap adalah Yanluowang (t: 閻羅王, s: 阎罗王, p: Yánluówáng, w: Yen2-lo2-wang2).
Yánluó Wáng diterjemahkan sebagai "Yama, Raja Akhirat; terjemahan dari bahasa Sanskerta: Yama Raja". Yan merupakan "Yama; gerbang desa; atau marga Yan". Luo adalah "kabut tipis; mengumpulkan; menyatukan; menangkap; menyelidiki". Wang bermakna "raja atau monarki; terbaik atau terkuat dari jenisnya; besar; hebat atau merupakan kata kerja mengatur; menguasai".[1]
Pemujaan Yan Luo Wang di Tiongkok baru dimulai setelah agama Buddha masuk.[2] Yan Luo Wang digambarkan sebagai sesosok pria bertubuh besar dengan wajah garang berwarna merah, mata membelalak, dan berjanggut panjang. Ia mengenakan jubah tradisional dan topi hakim atau mahkota yang dihiasi karakter 王 ("raja"). Gambar wajahnya sering muncul pada uang arwah Tiongkok sebagaimana penggambaran tokoh politik pada mata uang asli.
Yan Luo Wang adalah penguasa akhirat sekaligus hakim semua roh yang meninggal. Anak buahnya antara lain adalah Jaksa Akhirat yang membawa sebuah sikat dan sebuah buku catatan kematian semua makhluk hidup. Niu Tou Ma Mian membawa roh-roh orang yang meninggal satu demi satu ke hadapannya untuk diadili. Pria atau wanita yang banyak berbuat kebajikan akan diberi anugerah kehidupan yang lebih setelah bereinkarnasi, atau hidup kembali pada kehidupan sebelumnya. Pria atau wanita yang banyak berbuat kejahatan akan dihukum di neraka atau memperoleh kehidupan yang buruk di kehidupan berikutnya.
Roh-roh orang mati, setelah diadili oleh Yan Luo Wang, akan menikmati kehidupan menyenangkan di dunia antara bumi dan surga, atau menerima hukuman di neraka. Tidak ada pahala atau hukuman yang permanen; setelah tiba waktunya, mereka akan kembali ke bumi dengan tubuh yang baru.
Yan Luo Wang terkadang dianggap sebagai sebuah posisi dalam Birokrasi Surga daripada sebagai individu. Dikatakan bahwa manusia yang bajik dan berkualitas akan dianugerahi jabatan sebagai Yan Luo Wang untuk mengadili dan menguasai akhirat.
Jabatan Raja Akhirat akan diganti setiap 200 tahun sekali. Beberapa tokoh terkenal berwatak jujur, adil, dan berani yang dipercaya menjabat sebagai Yan Luo antara lain Han Qinhu (538-592 M), Kou Zhun (961-1027 M), Pan Zhongyan (989-1052 M), dan Bao Zheng (999-1062 M).[2]
Pada beberapa versi, Yan Luo Wang membagi Diyu menjadi delapan, sepuluh, atau delapan belas pengadilan yang masing-masing dipimpin oleh sesosok Raja Yama (Raja Akhirat).
Sepuluh Yan Luo Wang disebut sebagai Shi Dian Yan Luo (Hokkien=Sip Tian Giam Ong; lit. Sepuluh Raja Akhirat). Masing-masing Yan Luo tinggal dalam ruang istana mereka sendiri. Kesepuluh Yan Luo adalah sebagai berikut:[2]
Kultus Yan Luo Wang menyebar ke Jepang dan di sana ia dikenal dengan nama Emma (閻魔; baca: "Yemma"), Emma-ō (閻魔王; lit. Raja Emma), dan Emma Dai-Ō (閻魔大王; lit. Raja Agung Emma).
Beberapa ungkapan bahasa Jepang yang menyebutkan nama Emma:
Di Korea, Yan Luo Wang dikenal dengan nama Yeomna (염라) dan Yŏmna Daewang (염라대왕; lit. Raja Agung Yeomna).
Di Vietnam, Yan Luo Wang dikenal sebagai Diêm vương dan dipuja sebagai sebuah konsili dari sepuluh raja akhirat Diêm la.