Yuni
由仁町 | |
---|---|
Koordinat: 43°0′N 141°47′E / 43.000°N 141.783°E | |
Negara | Jepang |
Wilayah | Hokkaido |
Prefektur | Hokkaido (Subprefektur Sorachi) |
Distrik | Yūbari |
Pemerintahan | |
• Walikota | Satoshi Matsumura |
Luas | |
• Total | 133,86 km2 (51,68 sq mi) |
Populasi (30 September 2016) | |
• Total | 5,426 |
• Kepadatan | 40,5/km2 (105/sq mi) |
Zona waktu | UTC+09:00 (JST) |
Alamat balai kota | 200 Shinkō, Yuni-chō, Yūbari-gun, Hokkaidō 069-1292 |
Lambang | |
• Pohon | Japanese Yew (Taxus cuspidata) |
• Bunga | Chrysanthemum |
Situs web | www |
Yuni (由仁町 , Yuni-chō) adalah sebuah kota yang bertempat di Subprefektur Sorachi, Hokkaido, Jepang.
Per September 2016, kota ini memiliki estimasi jumlah penduduk sebesar 5.426, dan kepadatan penduduk sebesar 41 orang per km². Kota ini memiliki luas wilayah sebesar 133,86 km².
Kota yang memiliki wilayah dengan bentuk kundur ini berlokasi di ujung paling selatan dari wilayah Subprefektur Sorachi, dengan panjang 32 km dan lebar 8 km, yang dilewati oleh Sungai Yūbari yang mengalir dari utara ke selatan. Perbukitan Maoi berada di bagian barat kota ini yang membentang dari wilayah Naganuma sampai ke batas selatan dari kota ini. Bagian timur dari wilayah kota ini didominasi oleh dataran rendah dengan Sungai Yūbari yang mengalir di sepanjang perbatasan kota ini dengan Kota Kuriyama, Hokkaido. Bagian tenggara dari wilayah kota ini merupakan wilayah hutan yang berada di dekat Pegunungan Yūbari. Wilayah kota ini dilalui oleh garis 43 derajat lintang utara.
Nama kota ini berasal kata dalam bahasa Ainu, "Yuun'ni" yang memiliki arti "Tempat dimana 'Onsen' berada".
Yuni berbatasan dengan enam munisipalitas di Prefektur Hokkaido, yang membentang di wilayah Subprefektur Sorachi, Ishikari dan Iburi :
Pada bulan Juli 2003, sebuah badan penggabungan wilayah dibentuk di kota ini bersama dengan wilayah Nanporo dan Kuriyama untuk mendiskusikan permasalahan ini, dan nama daerah baru yang disetujui adalah "Kota Higashi-Sapporo" berdasarkan partisipasi terbuka dari masyarakat, dimana pada November 2004 kesepakatan mengenai penggabungan wilayah ini pun sudah siap untuk ditandatangani. Namun, dikarenakan Kota Naganuma tidak ikut serta dalam diskusi penggabungan wilayah ini, yang akan membuat Kota Nanporo akan menjadi daerah enklave dari wilayah yang direncanakan, sehingga sebuah referendum diadakan pada Oktober 2004 di Nanporo menghasilkan putusan berupa menolak proposal dari penggabungan wilayah yang direncanakan sebelumnya. Pada tahun 2005, rencana inipun dibatalkan.
Kemudian pada tahun 2008, kota ini bersama dengan Kota Nanporo dan Kuriyama kembali membuat badan peninjauan yang bertujuan untuk menyelidiki upaya-upaya dalam proses penggabungan dari wilayah kota-kota ini.