Yusuf bin Abdurrahman al-Fihri | |
---|---|
Wali Al-Andalus | |
Masa jabatan 747–756 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 691 Kairouan |
Meninggal | 759 Toledo |
Hubungan |
|
Orang tua | Abdurrahman bin Habib |
Sunting kotak info • L • B |
Yusuf bin Abdurrahman al-Fihri (bahasa Arab: يوسف بن عبد الرحمن الفهري; 691 – 759)[1] adalah wali (gubernur) Narbonne di Septimania dan nantinya gubernur Al-Andalus dari tahun 747 hingga 756, yang berkuasa secara merdeka setelah runtuhnya kekhalifahan Umayyah di Damaskus pada 750. Yusuf adalah keturunan Uqbah bin Nafi', pendiri kota Kairouan.[2]
Yusuf lahir pada tahun 691 di Kairouan pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (berkuasa 685–705).[1] Silsilahnya adalah Yusuf bin Abdurrahman bin Habib bin Abi Ubaidah bin Uqbah bin Nafi' al-Fihri. Kakeknya, Uqbah bin Nafi', adalah penakluk Arab Maghrib, pendiri kota Kairouan, dan gubernur Ifriqiyah pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Kakeknya, Habib adalah pembunuh Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, gubernur Al-Andalus sebelumnya.[3] Ayahnya, Abdurrahman adalah salah satu dari prajurit yang memasuki Al-Andalus bersama pasukan Balj bin Bisyr al-Qusyairi. Abdurrahman mencoba untuk menjadi gubernur Al-Andalus, dan ketika gagal, dia melarikan diri ke Ifriqiyah. Di sana dia bisa melengserkan gubernurnya dan berhasil menjadi pemimpinnya.[4] Lisanuddin bin al-Khatib meriwayatkan dari Isa bin Ahmad bahwa Yusuf melarikan diri dari Ifriqiyah ke Al-Andalus yang membuat ayahnya marah pada masa kekuasaan Bisyr bin Shafwan al-Kalbi sebagai gubernur Ifriqiyah. Ia kemudian jatuh cinta dengan Al-Andalus dan bersekutu dengan penduduknya.[5] Yusuf sendiri menjadi gubernur Narbonne pada masa pemerintahan gubernur Al-Andalus Abdul Malik bin Qathan, dan bersekutu dengan Maurontus, Adipati Provence.[6] Ia bertempur dengan kaum Frank dan merebut Arles dan Avignon.[7]
Dalam masa jabatannya, Al-Fihri menyelenggarakan sebuah sensus,[8] yang termasuk pembuatan daftar pembayar pajak dan jizyah oleh Uskup Hostegesis. Uskup Hostegesis selanjutnya berkunjung setiap tahun untuk memastikan pajak-pajak dibayar dengan benar.[9]
Al-Fihri juga memimpin perang melawan bangsa Basque di Pamplona pada 755, tetapi gagal.[10] Sejarawan P. Guichard menuduhnya memiliki sentimen kesukuan yang mengerikan dan konon memperkosa dua budak Abdurrahman I untuk menjatuhkan kehormatannya, dalam pertikaian faksi-faksi di Al-Andalus pada masa itu.[11]
Yusuf al-Fihri dikalahkan oleh Abdurrahman I pada Pertempuran Musarah[12] (Maret 756) di luar kota Kordoba.[13] Abdurrahman I adalah bangsawan Bani Umayyah yang melarikan diri dari Bani Abbasiyah yang berkuasa di Timur Tengah. Abdurrahman I kemudian menjadi amir pertama Kordoba dengan julukan Ad-Dakhil (yang masuk).
Walaupun demikian Yusuf berhasil melarikan diri dari medan perang ke utara dan menuju Toledo, mungkin untuk pertama kalinya mencoba merebut kembali kota Sevilla, tetapi gagal. Yusuf mungkin terbunuh saat mundur ke Toledo, sementara riwayat lain menyebutkan dia bertahan di benteng itu selama dua atau tiga tahun yang akhirnya dibunuh oleh beberapa anak buahnya sendiri.[14]
Didahului oleh: Tsuwabah bin Salamah Al-Judzami |
Wali Al-Andalus 747–756 |
Diteruskan oleh: Abdurrahman I (sebagai Amir Kordoba) |