Gwoyeu Romatzyh | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
锅 鍋 guo
国 國 gwo
果 果 guoo
过 過 guoh
Perlihatkan tabel di atas sebagai gambar (untuk penjelajah yang tidak dapat menampilkan aksara Cina)
Empat nada guo seperti yang tertulis pada aksara Cina sederhana (kiri), tradisional (kanan), dan Gwoyeu Romatzyh. Perhatikan perbedaan ajaan (warna merah) untuk tiap-tiap nada yang berbeda. | |||||||||||||||||
Hanzi tradisional: | 國語羅馬字 | ||||||||||||||||
Hanzi sederhana: | 国语罗马字 | ||||||||||||||||
Makna harfiah: | "Romanisasi Bahasa Nasional" | ||||||||||||||||
|
Gwoyeu Romatzyh (secara harfiah "Romanisasi Bahasa Nasional"),[1] disingkat GR, adalah sebuah sistem penulisan bahasa Mandarin yang menggunakan huruf latin. Sistem ini pertama kali digagaskan oleh Y.R. Chao (Zhao Yuanren) dan kemudian dikembangkan oleh sekelompok ahli linguistik termasuk Chao dan Lin Yutang dari tahun 1925 sampai dengan 1926. Chao sendiri kemudian menerbitkan karya linguistiknya yang terkenal menggunakan GR.
GR merupakan salah satu dari dua sistem romanisasi bahasa Mandarin yang mengindikasikan empat nada Mandarin menggunakan variasi ejaan pada suku katanya ("ejaan bernada").[2] Nada-nada ini merupakan bagian yang mendasar dalam bahasa Tionghoa[3] dan hal ini mengizinkan penutur bahasa Tionghoa membedakan dua atau lebih suku kata yang sama namun berbeda artinya. Pada sistem romanisasi lainnya, nada-nada ini ditampilkan menggunakan diakritik (contohnya pada Pinyin: āi, ái, ǎi dan ài) maupun menggunakan angka (Wade-Giles: ai1, ai2, dst.). GR "mengeja" empat nada tersebut menjadi ai, air, ae dan ay. Ejaan-ejaan yang mengikuti aturan-aturan tertentu ini, mengindikasikan empat nada yang berbeda manakala masih mempertahankan cara baca suku kata ai.
Pada tahun 1928, Cina mengadopsi GR sebagai sistem romanisasi resmi bahasa Mandarin.[4] GR digunakan untuk mengindikasikan cara baca aksara-aksara Mandarin dalam kamus-kamus bahasa Mandarin. Para pendukung sistem ini berharap bahwa sistem ini di kemudian hari dapat dijadikan sebagai sistem penulisan bahasa Mandarin yang baru. Walaupun terdapat dukungan dari para ahli linguistik dari Cina maupun luar negeri, GR tidak mendapatkan tanggapan yang baik dari publik oleh karena kerumitan ejaannya.[5] Salah satu sebab terbatasnya penggunaan sistem romanisasi ini adalah karena ia didasarkan pada dialek Beijing, yang pada saat itu tidak digalakkan penggunaannya oleh pemerintah Cina. Pada akhirnya GR digantikan oleh Pinyin dan sistem romanisasi lainnya. Walau demikian, sistem romanisasi ini memiliki pengaruh yang besar pada sistem-sistem romanisasi yang dikembangkan setelahnya. Penggunaan sistem romanisasi ini masih dapat terlihat pada ejaan standar untuk provinsi Shaanxi (Pinyin: shǎnxī), yang tidak dapat dibedakan dari Shanxi (Pinyin: shānxī) apabila keduanya ditulis menggunakan pinyin tanpa diakritik.