Kadal serasah cokelat

Kadal Serasah Cokelat
Eutropis rudis
dari Santubong Peninsula, Kuching, Sarawak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
E. rudis
Nama binomial
Eutropis rudis
(Boulenger, 1887)
Sinonim

Mabuia rudis Boulenger, 1887[1]

Kadal serasah cokelat (Eutropis rudis) adalah sejenis kadal dari familia Scincidae. Kadal ini termasuk kadal yang tinggal dekat dengan manusia, seperti halnya kadal kebun. Kadal serasah cokelat tersebar luas mulai dari Kepulauan Nikobar, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kepulauan Mentawai, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Sulu, dan sebagian Filipina.[2] Dalam bahasa Inggris, kadal ini dinamai Rough Skink, Brown Skink, atau Black-banded Skink.

Revisi pada tahun 2020 mendapatkan bahwa jenis E. rudis tercampur dengan jenis-jenis yang kini dikenal sebagai E. lewisi dan kadal jenis baru E. dattaroyi.[3]

Pengenalan

[sunting | sunting sumber]
Berjemur sambil memanjat pohon

Kadal ini berukuran hampir sama dengan kadal kebun. Panjang tubuhnya sekitar 15 hingga 21 cm, termasuk ekor.[4][5] E. rudis dapat dikenali melalui kombinasi ciri-ciri berikut: bertubuh sedang; panjang SVL (snout-vent length) 66,7–123,1 mm; sisik-sisik dorsal (punggung) berlunas tiga; pelupuk bawah mata bersisik; sisik-sisik paravertebral 42–46 buah; sisik-sisik ventral 55–59 buah; sisik-sisik yang melingkari tengah tubuh dalam 32–34 deret; sisik-sisik besar di bawah jari kaki (lamella) ke IV berjumlah 18–20 buah; sisik-sisik temporal (pelipis) dan sisik di sisi atas paha berlunas; perisai supraokular I dan II bersinggungan dengan perisai frontal (dahi); serta adanya pita gelap di sepanjang sisi tubuh.[3]

Punggungnya mengilap dan berwarna dasar cokelat polos dengan sisi tubuh berwarna kehitaman yang dipisahkan dari warna punggung oleh garis tipis berwarna keputihan. Leher berwarna cokelat agak terang. Kepala dan ekor berwarna sama dengan punggung; warna tubuh yang juga hampir sama dengan kerabatnya yang bertubuh lebih besar.[6]

Kebiasaan dan perkembang biakan

[sunting | sunting sumber]

Kadal serasah cokelat biasanya ditemui di dasar hutan atau perkebunan. Kadal ini biasanya berkeliaran di celah-celah di dasar pohon, di tumpukan dedaunan serasah atau dedaunan lain serta kayu lapuk untuk tempat tinggal, berjemur, atau mencari mangsa. Makanan utama kadal ini adalah serangga tanah dan cacing. Kadal serasah cokelat berkembangbiak dengan bertelur sebanyak 2–4 butir.[4]

Jenis yang serupa

[sunting | sunting sumber]

Kadal serasah lewis (E. lewisi) ditemukan hidup simpatrik dengan E. rudis di Borneo. Akan tetapi E. lewisi dapat dibedakan melalui kombinasi ciri-ciri: sisik-sisik paravertebral berjumlah 32–35 buah; sisik-sisik ventral 48–52 buah; sisik-sisik yang melingkari tengah tubuh dalam 28–30 deret; sisik-sisik besar di bawah jari kaki (lamella) ke IV berjumlah 19–21 buah; hanya perisai supraokular II yang bersinggungan dengan perisai frontal (dahi); serta tak adanya pita gelap di sepanjang sisi tubuh.[3]

Kadal serasah dattaroy (E. dattaroyi) hidup endemik di Kepulauan Nikobar, dan pada masa lalu dianggap sebagai bagian dari populasi E. rudis. Kadal E. dattaroyi dapat dibedakan melalui kombinasi ciri-ciri sbb.: sisik-sisik paravertebral berjumlah 52–53 buah; sisik-sisik ventral 65–70 buah; sisik-sisik yang melingkari tengah tubuh dalam 36–38 deret; sisik-sisik besar di bawah jari kaki (lamella) ke IV berjumlah 20–21 buah; hanya perisai supraokular II yang bersinggungan dengan perisai frontal (dahi); serta tak adanya pita gelap di sepanjang sisi tubuh.[3]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Boulenger, G. A. (1887). Catalogue of the Lizards in the British Museum (Nat. Hist.) III. Lacertidae, Gerrhosauridae, Scincidae, Anelytropsidae, Dibamidae, Chamaeleontidae. p. 188, Pl. XI fig. 3. London.
  2. ^ The Reptile Database: Eutropis rudis (BOULENGER, 1887); diakses pada 19/ix/2022
  3. ^ a b c d Amarasinghe, A.A. Thasun; S.R. Chandramouli, Kaushik Deuti, Patrick D. Campbell, Sujan M. Henkanaththegedara & Suranjan Karunarathna (2020). "A revision of Eutropis rudis (Boulenger, 1887), resurrection of E. lewisi (Bartlett, 1895) and description of a new species (Reptilia: Scincidae) from Great Nicobar". Taprobanica 9(1): 12-22.
  4. ^ a b Das, I. (2011). A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of Borneo. 2nd Ed. New Holland Publisher Ltd. p. 114
  5. ^ Malkmus, R., U. Manthey, G. Vogel, P. Hoffmann, & J. Kosuch (2002). Amphibians and Reptiles of Mount Kinabalu (North Borneo). A.R.G. Gantner Verlag Kommanditgesselschaft, Ruggell. p. 278-279.
  6. ^ Manthey, U. & W. Grossmann (1997). Amphibien und Reptilien Südostasiens. Natur und Tier Verlag, Münster, p.272-273

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]