Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
LRT Medan | |
---|---|
Info | |
Pemilik | Kereta Api Indonesia |
Wilayah | Medan, Sumatera Utara, Indonesia |
Jenis | Angkutan cepat |
Jumlah jalur | 1 (rencana) |
Jumlah stasiun | 22 (rencana) |
Operasi | |
Akan dimulai | TBA |
Operator | Kereta Api Indonesia |
Panjang kereta | Belum ditentukan. |
Teknis | |
Panjang sistem | TBA |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in)[1] |
Listrik | 750 V Rel ketiga |
Kecepatan tertinggi | 80 km/h |
Lintas Raya Terpadu Medan (disingkat LRT Medan) adalah rencana sistem lintas rel terpadu yang akan beroperasi di Medan, Indonesia. Dibuat karena kekhawatiran masa depan kota yang padat, pemerintah menganggap proyek LRT, bersama dengan Bus Rapid Transit (BRT), sudah menjadi sesuatu yang wajib. Proyek ini diumumkan pada tahun 2017, dan banyak perusahaan internasional mulai berkolaborasi. Konstruksi dimulai pada 2019, tetapi terganggu pada tahun berikutnya karena pandemi COVID-19; mereka dengan demikian mengubah arah mereka ke perencanaan yang lebih luas. LRT akan menggunakan satu rolling stock, terdiri dari lebih dari 20 stasiun, dan dibagi menjadi tiga jalur.
Kota Medan, memiliki penduduk lebih dari 2,5 juta orang, menawarkan beberapa moda transportasi umum.[2] Setiap tahun, kota ini mengalami peningkatan rata-rata 0,3% dalam populasi.[3] Meski begitu, 98% populasi menggunakan transportasi pribadi daripada publik. Jika ini terus berlanjut, pada tahun 2024, Medan dapat mengalami gridlock.[2] Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution menyebut perlunya sistem kereta api "wajib" dan bukan "untuk bersenang-senang" seperti yang dipikirkan banyak orang.[4] Selain pencegahan kemacetan, Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 akan diadakan di Medan, mengisyaratkan perlunya mobilitas yang mudah.[5] Bersamaan dengan Bus Rapid Transit (BRT) ), Medan Light Rail Transit (LRT Medan) adalah bagian dari Rencana Induk Pemerintah (RPJMN) 2020–2024,[6] dan diharapkan memiliki 4.473.996 penumpang per tahun.[7] Pada tanggal 5 Mei 2017, Pemerintah Kota Medan menyelesaikan kesepakatan dengan Kementerian Keuangan Indonesia sehubungan dengan fasilitas yang akan dimiliki sistem angkutan kereta ringan.[8]
LRT akan menggunakan Bombardier B700 rolling stock mirip dengan Docklands Light Railway (DLR ).[9] Ini akan memiliki kecepatan maksimum 80 km/h.[10] Sebuah depot kereta akan dibangun di stasiun Lau Cih.[11]
Rel LRT akan memiliki jalur layang[12] akan terdiri dari 22 stasiun dari barat daya hingga timur laut Medan. termini adalah Lau Cih (barat daya dan stasiun 1) dan stasiun Universitas Negeri Medan. Terminal tersebut antara lain: RS Adam Malik, Sekolah Siti Hajar, Santo Thomas, Ring Road, Pasar II, Perumahan Setiabudi, Raz Plaza, USU Gerbang IV, RS USU, Iskandar Muda, Kampung Madras, RS Malahayati, Kantor Walikota, Lapangan Merdeka, Podomoro City, Hotel Grand Angkasa, RS Pringadi, Masjid 45, Al Amin Faisal Tanjung, dan Stasiun Aksara. Kemudian, Cemara, Sport Center Batang Kuis, dan Fishing Station juga diumumkan. Semua stasiun akan menjadi infill.[13] LRT akan terdiri dari tiga jalur:
|url=
(bantuan) tanggal 2 Januari 2021. Diakses tanggal 2020-11-01.
|archive-url=
(bantuan). Sumatera Utara Invest. Diarsipkan dari -rail-transit-mebidang versi asli Periksa nilai |url=
(bantuan) tanggal 14 April 2021. Diakses tanggal 2021-11-28.
|archive-url=
mengalami cacat: path (bantuan)
|url=
(bantuan) tanggal 30 Juni 2018. Diakses tanggal 31-10-2020.
|url=
(bantuan) (dalam bahasa Inggris). detik.com. Jakarta: Trans Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-02. Diakses tanggal 2020-10-31.
|url=
(bantuan). News Tribune (dalam bahasa Inggris). Medan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-02. Diakses tanggal 2020-11-01.