Albert Malcolm Ranjith Patabendige Don | |
---|---|
Kardinal-Uskup Colombo | |
Keuskupan agung | Kolombo |
Provinsi gerejawi | Kolombo |
Takhta | Kolombo, Sri Lanka |
Penunjukan | 16 Juni 2009 |
Awal masa jabatan | 5 Agustus 2009 |
Pendahulu | Oswald Gomis |
Jabatan lain | Kardinal-Imam S. Lorenzo di Lucina |
Imamat | |
Tahbisan imam | 29 Juni 1975 oleh Paus Paulus VI |
Tahbisan uskup | 17 Juni 1991 oleh Nicholas Marcus Fernando |
Pelantikan kardinal | 20 November 2010 |
Peringkat | Kardinal-Imam |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Albert Malcolm Ranjith Patabendige Don |
Lahir | 15 November 1947 Polgahawela, Sri Lanka |
Kewarganegaraan | Sri Lanka |
Denominasi | Katolik Roma |
Orang tua | Don William dan Mary Winifreeda |
Jabatan sebelumnya |
|
Lambang |
Albert Malcolm Ranjith Patabendige Don (lahir 15 November 1947), yang biasa dipanggil Malcolm Ranjith atau Albert Malcolm Ranjith, adalah seorang kardinal Gereja Katolik Sri Lanka. Ia terpilih menjadi kardinal pada tahun 2010.
Uskup Agung Ranjith dilahirkan di Polgahawela, Sri Lanka, pada tanggal 15 November 1947 dan menyelesaikan studi awalnya di Kandy dan Kolombo, sebelum melanjutkan ke Universitas Kepausan Urbanianum di Roma, sampai memperoleh gelar kesarjanaan di bidang teologi.
Paus Paulus VI mentahbiskannya menjadi imam di Basilika Santo Petrus pada 29 Juni 1975.
Ia kemudian menjalani studi lanjut dan memperoleh lisensiat di bidang Kitab Suci dari Institut Kepausan Biblikum di Roma dan suatu sertifikat khusus studi Kitab Suci dari Hebrew University di Yerusalem.
Setelah menjalani berbagai tugas akademis dan pastoral di Keuskupan Agung Kolombo, dan bertugas dalam berbagai peran di tingkat nasional, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Auksilier Kolombo tahun 1991 dan menunjuknya sebagai uskup Ratnapura tahun 1995.
Dari 1995-2001, ia menjadi sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Sri Lanka dan ketua Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pengembangan Manusia dari konferensi itu. Dalam posisi inilah, dia menjadi sangat terlibat dalam pencarian solusi atas konflik di negeri itu. Pemerintah menunjuknya sebagai utusan pemerintah dalam negosiasi damai dengan kelompok Pembebasan Macan Tamil Eelam di Sri Lanka.
Paus Yohanes Paulus II menariknya ke Roma pada 1 Oktober 2001, dan menjadikannya sebagai sekretaris di Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa, dan pada 29 April 2004 dia ditunjuk sebagai Duta Besar Vatikan untuk Indonesia dan Timor Leste.
Uskup Agung Ranjith kelompok pertama penunjukkan untuk Kuria Roma yang dibuat oleh Paus Benediktus XVI setelah terpilih menjadi paus. Pada 10 Desember 2005, paus menunjuknya sebagai sekretaris Kongregasi Ibadat Ilahi dan Sakramen-Sakramen. Jabatan ini diembannya hingga kini dan jabatan itu memberi dia pengalaman internasional yang pantas dipertimbangkan dan suatu pemahaman tentang Gereja universal.
Uskup agung itu fasih berbahasa Inggris, bahasa Prancis, bahasa Jerman, bahasa Italia, bahasa Tamil, bahasa Sinhala, dan lumayan cakap berbahasa Indonesia dan bahasa Spanyol. Ia juga pernah belajar bahasa Ibrani, bahasa Yunani, bahasa Latin, dan bahasa Arab.