Perusahaan publik | |
Kode emiten | IDX: MYOR |
Industri | Barang konsumen yang bergerak cepat |
Didirikan | 17 Februari 1977 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Andre Sukendra Atmadja[1] (Direktur Utama) Jogi Hendra Atmadja[2] (Komisaris Utama) |
Produk | |
Merek |
|
Pendapatan | Rp 30,669 triliun (2022)[3] |
Rp 2,433 triliun (2022)[3] | |
Rp 2,008 triliun (2022)[3] | |
Total aset | Rp 22,276 triliun (2022)[3] |
Total ekuitas | Rp 12,835 triliun (2022)[3] |
Pemilik | PT Unita Branindo (32,93%) PT Mayora Dhana Utama (26,14%) Jogi Hendra Atmadja (25,24%) |
Karyawan | 15.532 (2022)[3] |
Anak usaha | PT Sinar Pangan Barat PT Sinar Pangan Timur PT Torabika Eka Semesta Mayora Nederland BV Mayora India Pvt. Ltd. Mayora USA Kopiko Philippines Corporation |
Situs web | www |
PT Mayora Indah Tbk adalah sebuah produsen makanan dan minuman yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 12 unit pabrik yang terletak di 6 daerah di Indonesia dan Filipina.[3][4]
Cikal-bakal Mayora Indah sudah ada sejak tahun 1948, ketika sebuah keluarga keturunan Tionghoa mulai memproduksi biskuit secara rumahan di Jakarta. Produk mereka yang terkenal pertama kali adalah biskuit Roma Kelapa dan Marie.[5][6] Salah satu generasi ketiga dari keluarga tersebut, Jogi Hendra Atmadja (Na Hong Lim),[7] kemudian ikut terjun mengembangkan bisnis keluarganya, meskipun dirinya memiliki latar belakang pendidikan kedokteran[8] sejak tahun 1967. Dari pabrik kecilnya di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jogi dan keluarganya mengembangkan bisnisnya dari sebuah usaha penganan kecil yang dikerjakan secara manual dan dijajakan dengan berkeliling.[9] Kerja keras keluarga Atmadja pun berbuah hasil; usaha rumahan tersebut berkembang dalam wadah Inbisco Group (Indonesian Biscuit Company) yang membangun pabrik pertamanya berkapasitas 9.000 ton biskuit/tahun[10] di tahun 1970 dalam wadah PT Inbisco Djaja (Jaya).[11]
Salah satu perusahaan lain yang ada di bawah Inbisco Group adalah PT Mayora Indah, yang didirikan Jogi bersama dua rekannya, Darmawan Kurnia dan Raden Soedigdo di tahun 1977. Pabrik pertamanya berlokasi di Tangerang,[8] yang beroperasi sejak tahun 1980.[12] PT Mayora Indah mulanya bergerak di bidang produksi biskuit, wafer dan produk olahan coklat. Selain PT Mayora Indah, pada tahun 1981 keluarga Atmadja juga mendirikan produsen penganan (permen, produk olahan coklat dan wafer) lainnya bernama CV United Brand,[13][14] yang di tahun 1984 ditingkatkan statusnya menjadi PT Unita Branindo (disingkat UB/United Brand).[15] Kemudian juga didirikan PT Inbisco Niagatama Semesta (distribusi); PT Kakao Mas Gemilang (pabrik pengolahan kakao); PT Alam Semesta Permata Indah;[16] dan beberapa perusahaan lainnya.
Selain Jogi, keluarga Atmadja lainnya yang kemudian mengembangkan Inbisco Group adalah Gunawan Atmadja,[17] Halim Atmadja, dan Hendrawan Atmadja.[18] Kinerja Inbisco Group pun berkembang pesat, dengan memiliki dua pabrik,[19] kerjasama teknis dengan perusahaan terkemuka seperti Kjeldsens (Denmark) dan Meiji Seika (Jepang), memiliki tiga divisi (pengolahan dan pemasaran, penjualan dan distribusi serta ekspor-impor),[20] serta menempatkan dirinya sebagai pemain utama bisnis makanan ringan di Indonesia.[20] Dari awalnya hanya biskuit Roma, usaha keluarga Atmadja kemudian meluncurkan merek-merek lainnya yang populer seperti permen kopi Kopiko, wafer salut Beng-Beng, wafer Astor, biskuit Danisa, dan masih banyak lagi.[8]
Pada awal 1990-an keluarga Atmadja melakukan restrukturisasi dan ekspansi pada usahanya. Di tahun 1990, PT Mayora Indah mengakuisisi bisnis PT Unita Branindo, sehingga menambahkan lingkup bisnisnya dari pembuatan biskuit dan wafer ke pembuatan coklat dan permen dalam suatu bisnis yang terintegrasi.[14] PT Unita Branindo kemudian menjadi pemegang saham utama Mayora Indah sampai sekarang.[15] Tidak beberapa lama kemudian, Mayora Indah go public di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, di tanggal 4 Juli 1990.[21] Dalam periode ini Mayora Indah juga mendirikan beberapa anak usaha baru. Di tahun 1990 didirikan PT Torabika Eka Semesta sebagai produsen kopi instan, dilanjutkan pendirian perusahaan makanan ringan PT Sinar Pangan Barat yang berbasis di Medan pada tahun 1991 dan PT Sinar Pangan Timur di Surabaya pada tahun selanjutnya,[21] dan sempat juga memegang 35% saham perusahaan perbankan PT Tifa Mayora Sentosa Bank[12] hingga tahun 1993.
Sejak ekspansi tersebut bendera "Mayora Group" dikibarkan sebagai pengganti nama Inbisco Group. Menjelang akhir 1990-an Mayora Indah sudah memiliki 9 pabrik di Tangerang, Cibitung, Medan dan Surabaya.[22] Mereka juga mengembangkan produk-produk yang inovatif, seperti pasta coklat dengan merek Choki-Choki, minuman sereal instan Energen, kopi campur gula Torabika Duo, dan masih banyak lagi.[23] Lebih jauh lagi, Mayora Indah kemudian mulai memasarkan produknya ke pasaran internasional, mulanya dari kawasan ASEAN, yang kemudian diperluas ke seluruh dunia.[24] Kini, produk-produk ekspor Mayora Indah sudah dapat ditemukan di lebih dari 100 negara[25] dan berkontribusi pada 25% pendapatannya.[26] Salah satu produknya, permen Kopiko, bahkan di tahun 2017 pernah menjadi perhatian khalayak ketika dibawa oleh awak stasiun luar angkasa internasional.[3][4] Menurut salah satu pimpinan perusahaan, Andre Sukendra Atmadja di tahun 2020, Mayora Indah berkomitmen membuktikan Indonesia bukan sekedar menjadi "tukang jahit" merek luar, ditambah memberdayakan 70.000 petani (kopi dan singkong) dengan kegiatan ekspornya.[25]
Saat ini Mayora Indah sudah memiliki 12 pabrik yang memperkerjakan 11.854 karyawan di tahun 2022. Kapasitas pabrik biskuitnya diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.[26] Adapun pabrik-pabrik tersebut (baik dimiliki secara langsung atau anak usaha) meliputi:[3]
Unit bisnis Mayora Indah terbagi dalam divisi makanan dan minuman olahan yang dapat dibagi lagi menjadi 6 divisi, yaitu biskuit, kembang gula, wafer, coklat, kopi dan makanan-minuman kesehatan.[23] Anak usaha utamanya adalah PT Torabika Eka Semesta, produsen kopi yang juga memiliki anak usaha PT Kakao Mas Gemilang dan Kopiko Philippine Corp. Sebenarnya Mayora Indah juga memiliki 3 anak usaha langsung lain, namun saat ini tidak aktif.[3] Sebagai penerusnya, Jogi Hendra Atmadja sudah menempatkan tiga putranya di kursi kepemimpinan Mayora Indah, yaitu Andre Sukrendra Atmadja, Hendarta Atmadja dan Wardhana Atmadja.[8]
Selain PT Mayora Indah Tbk, keluarga Atmadja sebenarnya juga memiliki sejumlah perusahaan lain yang tidak dikonsolidasikan sebagai anak usahanya, yang keseluruhannya dikenal sebagai Mayora Group. Banyak dari perusahaan-perusahaan ini memproduksi merek yang sama terkenalnya seperti yang diproduksi Mayora Indah. Ada juga perusahaan yang didirikan di luar negeri sebagai importir atau produsen produk Mayora Indah di suatu negara, dan sebagai distributor atau penyedia bahan baku. Adapun perusahaan lain di bawah Mayora Group meliputi:[3]
Mayora juga sempat memproduksi beberapa merek Meiji Seika.
Slogan dari Mayora Indah adalah "Satu lagi dari Mayora", yang sering diperdengarkan pada akhir iklannya di televisi. Kualitas produk yang bermutu, ditambah promosi maupun inovasi yang masif, membuat produk Mayora banyak diminati masyarakat.[5][26] Tidak hanya di Indonesia, produk Mayora Indah juga menuai sukses di negara lain. Produk kopi instan Kopiko Blanca misalnya menjadi salah satu pemimpin pasar di Filipina.[25]