Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Berkas:QuarantineChat notification.png | |
Pengembang | Danielle Baskin Max Hawkins |
Tipe | Layanan jejaring sosial berbasis suara |
Tanggal diluncurkan | 1 Maret 2020 |
Status | Aktif |
Situs web | https://quarantinechat.com/ |
QuarantineChat (dalam Bahasa Inggris: Obrolan Karantina) adalah layanan jejaring sosial berbasis suara multibahasa yang diluncurkan pada 1 Maret 2020 oleh seniman multimedia Danielle Baskin dan Max Hawkins.[1][2] Layanan ini merupakan bagian dari DialUp, aplikasi dengan fitur yang sama.[3] Layanan ini dibuat untuk orang-orang yang terjebak di rumah mereka untuk tetap terhubung dengan orang lain di tengah pandemi COVID-19 pada waktu tertentu di pagi dan siang hari.[2] Pada akhir April 2020, dilaporkan QuarantineChat memiliki lebih dari 15.000 pengguna.[1][4]
Hawkins membuat gambaran awal layanannya pada tahun 2012 bernama Call in the Night, yang menghubungkan orang-orang di zona waktu yang sama antara jam 2 dan jam 5 pagi untuk "percakapan tentang mimpi."[1] Baskin dan Hawkins bertemu di sebuah pesta Halloween, di mana Baskin memberi Hawkins bacaan tarot, yang berbunyi, menurut Baskin, bahwa mereka tertarik pada "hal-hal teleponan,"[2] yang kemungkinan memotivasikan Hawkins untuk membagikan idenya. Pada 2019, mereka meluncurkan aplikasi DialUp.[2]
Setahun kemudian, ketika COVID-19 menyebar dengan cepat di Tiongkok, pacar Hawkins berbicara tentang kebosanan saat tinggal di rumah,[2] yang memotivasikan Hawkins dan Baskin untuk membuat QuarantineChat. Layanan ini kemudian diluncurkan pada 1 Maret. Dia berharap bahwa layanan "membawa keajaiban dan kebetulan ke realitas baru di mana ribuan orang terjebak di dalam sendirian untuk bulan depan."[5] Baskin, melalui Business Insider Australia, mengatakan bahwa tujuan dari layanan ini adalah untuk "menyatukan orang menggunakan humor."[6]
Kenaikan penggunaan terlihat di Iran, Hong Kong, Portugal, dan London,[2] dengan sebagian besar pengguna berdasarkan zona waktu berada di Pasifik dan Waktu Standar Iran.[5] Pada 11 Maret, ada 70 pengguna yang terdeteksi,[5] dan melonjak menjadi 15.000 pada 27 Mei.[1]
Pengguna harus mendaftarkan nomor telepon mereka melalui situs web QuarantineChat. Mereka kemudian harus mengunduh aplikasi DialUp melalui App Store atau Play Store, tergantung pada sistem operasi perangkat mereka. Setelah pengguna membuka aplikasi, mereka harus me-redeem undangan yang diberikan, dan sebuah peringatan akan muncul, menjelaskan cara kerja QuarantineChat. Pengguna juga dapat memilih tema percakapan, sehingga sistem dapat menghubungkan pengguna dengan minat yang sama.[7] Sebelum panggilan acak tiba, aplikasi akan memberi tahu pengguna melalui pesan yang telah direkam.[8] Terkadang sebuah topik percakapan akan diberikan.[2] Setelah panggilan masuk, pengguna mengetuk tombol panggil dan akan dapat memanggil orang asing acak. Jika ponsel pengguna tidak aktif, sistem akan mengalihkan panggilan ke pengguna lain.[9]
Layanan ini mendapat ulasan positif secara umum. Situs web teknologi Gadgets360 menyatakan bahwa "[QuarantineChat] mensimulasikan keajaiban melakukan percakapan kejutan dengan orang asing, yang terjebak di rumah juga karena epidemi virus ini."[10] The New York Times menyatakan, "Setiap percakapan memberiku ilusi mengambang, bahkan singkat, ke dalam arus kehidupan orang lain. Percakapan itu, sebagian besar, tanpa usaha, tidak penting. Aku tidak tahu kapan mereka akan datang, dan aku tak tahu ke mana mereka akan pergi. Ketika saya menutup telepon, aku merasa diluar."[1] Anna Iovine dari Mashable menyatakan, "Mungkin ada hari-hari saya tidak mengangkat telepon [...], tetapi memiliki pilihan untuk bertemu seseorang yang baru di saat saya tidak dapat bertemu siapa pun adalah sebuah anugerah."[11] Seorang reporter CBS News menunjukkan keraguan tentang apakah QuarantineChat akan menjadi populer, dengan mengatakan "Di Instagram, kita semua berteman dengan orang-orang yang bahkan tidak kita kenal. Jadi saya tidak berpikir itu akan menjadi perbedaan yang besar."[7]
Melalui publikasi online Built In, Hawkins mengatakan bahwa "Lebih banyak pengguna telah melaporkan bahwa kurangnya video[telefoni] membebaskan mereka dari realita bergambar."[12]
Layanan ini juga telah diverifikasi oleh psikolog klinis Feinberg School of Medicine, Nancy Molitor, dengan menyatakan, "Saya pikir [aplikasi QuarantineChat] memang cara yang sangat menarik dan berpotensi sangat efektif untuk membantu orang yang terisolasi, hidup sendirian, dan yang jauh dari rumah, mengatasi kesepian dan kecemasan dikarantina."[13]