Teke Teke (テケテケ )[1] yang juga ditulis sebagai Teke-Teke,[2] Teketeke,[3] atau Teke teke,[4] adalah legenda urban Jepang mengenai wanita muda (atau gadis sekolah) yang tersangkut di atas rel dan tubuhnya terpotong jadi dua karena tertabrak dan terlindas kereta api yang melintas. Setelah itu, wanita tersebut menjadi hantu penasaran, ia membawa sebilah sabit atau gergaji dan berjalan dengan memakai tangan atau sikunya, Teke Teke juga dapat berlari cepat ataupun lebih cepat dari manusia normal umumnya bahkan dia dapat lebih cepat apabila menemukan target sasarannya dengan menggunakan kedua tangan saja dan hantu tersebut dinamakan "Teke Teke" dikarenakan apabila gerakan tubuhnya saat berjalan/diseret maka berbunyi "teke-teke". Jika Teke Teke menjumpai seseorang di malam hari dan apabila Teke Teke memprediksi bahwa orang itu tidak cukup cepat untuk berhasil kabur, maka Teke Teke langsung berlari cepat dan bersigap langsung memotong tubuh mereka/orang itu menjadi dua bagian seperti keadaan tubuh Teke Teke itu sendiri.[5]
Salah satu cerita Teke Teke yang berkembang di masyarakat Jepang adalah bermula dari seorang gadis bernama Kashima Reiko, yang meninggal setelah dirinya terjatuh di atas rel kereta dan tubuhnya terpotong menjadi dua bagian akibat tertabrak kereta api.[6][7] Namun beberapa sumber juga menyebutkan bahwa cerita mengenai Kashima Reiko terjadi sebelum Teke Teke.[8] Menurut legenda yang berkembang, arwahnya bergentayangan di kamar mandi dan bertanya kepada orang yang ada di kamar mandi mengenai keberadaan kedua kakinya.[6] Apabila jawaban yang ia dapatkan tidak sesuai dengan keinginannya, ia akan menebas kaki orang tersebut.[9] Orang-orang percaya bahwa untuk menyelamatkan diri dari Kashima, orang yang ditanyai dapat menjawab bahwa kaki yang dicarinya ada di Jalan Tol Meishin,[9][10] atau dengan menjawab "kamen shinin ma" lalu disingkat menjadi "ka-shi-ma" translit "mask death demon" (yang merupakan akar kata dari nama Kashima itu sendiri).[11][9]