Zhang Xianzhong (张献忠-1606-1646) adalah seorang pemimpin pemberontakan petani pada akhir Dinasti Ming, dia mempunyai nama julukan Huanghu yang berarti harimau kuning. Pasukannya yang bernama pasukan Daxi menguasai bagian selatan Tiongkok. Zhang lahir di desa Liu Shujian, Yan’an, Provinsi Shaanxi. Saat itu Dinasti Ming sudah bobrok oleh korupsi para pejabat-pejabatnya ditambah lagi dengan kelaparan dan bencana alam yang melanda seluruh negeri.
Tahun 1628, kelaparan melanda Shaanxi. Zhang memimpin para petani dan rakyat yang kelaparan untuk bangkit melawan rezim penguasa yang korup. Bersama pasukannya, dia mengembara ke penjuru negeri dan merampok dimana-mana. Pengikutnya bertambah banyak menjadi sebuah angkatan bersenjata yang tangguh. Pasukan kerajaan Ming bahkan tidak bisa menahannya menyeberangi Sungai Kuning. Pasukan Daxi kemudian mencaplok Provinsi Hubei yang mempunyai persediaan air dan beras yang berlimpah bagi pasukannya. Disana mereka membunuhi pejabat dan tuan-tuan tanah, menyita harta mereka dan membagikannya pada orang-orang miskin.
Maret 1635, pasukan Daxi memasuki Provinsi Sichuan dan menduduki ibu kotanya, Chengdu. Namun disana dia mendapat perlawanan sengit yang memaksanya mundur hingga ke utara Shaanxi, kampung halamannya dimana dia menjalin persekutuan dengan kelompok pemberontak lainnya. Pada Juli 1640, dengan kekuatan 100.000 pasukan, Zhang kembali menyerang Sichuan melalui lembah Sungai Yangtze dan menduduki Chengdu untuk kedua kalinya. Sejarah Dinasti Qing mencatat bahwa Zhang melakukan pembantaian massal terhadap penduduk disana. Zhang mengabadikan pembantaian massal itu dalam sebuah prasasti yang berbunyi:
Surga telah memberikan banyak untuk menolong manusia
Namun manusia tidak mempunyai apapun untuk membalas jasa Surga
Maka bunuh, bunuh, bunuh, bunuh, bunuh dan bunuh !!
Pembantaian ini hampir memusnahkan populasi Sichuan. Disana dia mendirikan kerajaannya sendiri yang dinamai Daxi/ Kerajaan Barat yang agung.
Dinasti Ming runtuh tahun 1644 oleh pemberontakan Li Zicheng, Li sendiri digulingkan tidak lama kemudian oleh suku Manchu yang mendirikan Dinasti Qing di Tiongkok.Tahun 1646, pasukan Qing dibawah pimpinan Pangeran Hao Ge dan jendral Ming yang membelot, Wu Sangui menginvasi Sichuan. Bulan Juli tahun itu Zhang bertolak dari Sichuan ke utara untuk melawan mereka. Bulan November, pertempuran yang menentukan antara Zhang dan pasukan Qing berlangsung di pegunungan Fenghuang di sebuah kota bernama Xichong. Dalam pertempuran ini pasukan Daxi kalah dan Zhang terbunuh. Pasukan Qing memasuki Chengdu dan sekali lagi kota yang malang itu mengalami pembantaian massal karena pasukan Qing memburu sisa-sisa pasukan Daxi membaur dengan rakyat.
Ming Shi (Sejarah Dinasti Ming) yang disunting oleh sejarawan Qing mencatat bahwa Zhang membantai 3/4 populasi Sichuan, kota ini nantinya diisi kembali oleh para transmigran dari Guangdong dan Hunan atas prakarsa Kaisar Kangxi. Ming Shi mencatat bahwa baik Zhang Xianzhong dan Li Zicheng mepunyai sederet daftar panjang mengenai kejahatan perang. Dalam perspektif ini, kekalahan Li dan Zhang oleh Dinasti Qing dianggap berkah bagi Tiongkok. Namun beberapa kaum intelektual juga menganggap Ming Shi membengkokkan sejarah mengenai Zhang dan Li dengan tujuan propaganda Dinasti Qing.