Bagian dari seri |
Islam |
---|
Ashabulqaryah (bahasa Arab: أصحاب القرية, translit. aṣḥābul-qaryah ) adalah sebuah frase yang dipakai oleh kaum Muslim untuk merujuk kepada sebuah komunitas kuno yang disebutkan dalam al-Quran Surah Ya Sin[1] sebagai Penduduk Kota. Lokasi dan orang dari kota tersebut telah menjadi bahan dari banyak perdebatan ulama dan sarjana Islam.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengutus dua nabi kepada penduduk kota.[2] Ketika penduduk menolak kata-kata mereka, Allah mengutus nabi ketiga untuk menguatkan perkataan mereka. Nabi-nabi tersebut berkata, "Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu."[3] Penduduk tersebut menolak jawaban para nabi tersebut dan berkata, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”[4] Para nabi itu pun membalas, "Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan Tuhan kepada kamu."[5]
Nabi-nabi tersebut bahkan diancam dengan rajam dan penyiksaan yang pedih,[6] tetapi nabi tersebut pantang menyerah dan terus mendakwahi orang-orang supaya berhenti berbuat dosa. Kemudian, dari sudut terjauh kota, datanglah seorang lelaki yang menasihati orang-orang untuk mempercayai pesan tersebut dan mengatakan kepada mereka: "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."[7] Ayat-ayat selanjutnya, yang menjelaskan masuknya pria itu ke dalam Surga, telah ditafsirkan oleh beberapa ulama bahwa laki-laki yang beriman itu mati syahid karena imannya..[8]
Sebagian mufassir klasik menduga bahwa "Ashabulqaryah" merujuk pada kota Antiokhia (Anthakiyah).[8] Meski banyak yang sepakat dengan kota tersebut, tetapi ulama yang menyebut kota tersebut memiliki pandangan berbeda berkaitan dengan peristiwa tersebut. Pihak yang satu meyakini bahwa peristiwa ini terjadi setelah masa kenabian Isa dan menjelaskan perkataan rasul dalam al-Qur'an merujuk pada tiga anggota Hawariyyun yang diutus ke Antiokhia untuk berdakwah. Nama syuhada yang disebutkan tidak ada sama sekali baik di Al-Qur'an maupun Hadis.[9] Ibnu Katsir dalam tafsir Surah Ya Sin, dengan merujuk pada kisah-kisah Israiliyat, memperkirakan bahwa tiga murid tersebut adalah Syam'un (Simon Petrus), Yuhanna (Yohanes), dan yang ketiga adalah Bulus (Paulus).[10] Mufassir lainnya yang tidak meyakini hal ini menganggap bahwa peristiwa ini tidak merujuk pada Antiokhia, tetapi kembali ke zaman yang lebih dulu, dan tiga-tiganya benar merupakan nabi, yakni Saduq, Masduq, dan Syalum.[11]
Abdullah Yusuf Ali mengaitkan kisah ini dengan kisah dakwah Paulus dan Barnabas seperti yang tertulis pada Kisah Para Rasul.[12] Seperti Antiokhia, Yerusalem tidak disebut langsung dalam Al-Qur'an, maupun padanannya dalam bahasa Arab (Al Quds).[13]