Nama lengkap | Perak Football Club | ||
---|---|---|---|
Julukan | The Bos Gaurus | ||
Berdiri | 1921 | ||
Stadion | Stadion Perak (Kapasitas: 27,036) | ||
CEO | Kosong | ||
Kepala Pelatih | Chong Yee Fatt | ||
Liga | Liga Super Malaysia | ||
2021 | Liga Super Malaysia, ke-4 | ||
Situs web | Situs web resmi klub | ||
| |||
Musim ini |
Departemen aktif dari Perak FA | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
|
Perak Football Club (Perak FC) atau bahasa Melayu: Kelab Bola Sepak Perak adalah klub sepak bola profesional asal Malaysia yang kini bermain di Liga Super Malaysia.
Pada awalnya dibentuk pada tahun 1921 sebagai tim sepakbola negeri Perak yang akan ikut bertanding di turnamen Piala HMS malaya edisi perdananya, dan sejak saat itu disebut dan dipanggil sebagai Tim Sepak bola Negeri Perak dan sering disingkat dan ditulis sebagai Perak.
Nama tim ini secara resmi menjadi Perak FA pada 18 April 1951, meskipun begitu masih sering disebut dan dipanggil sebagai Tim Sepak bola Negeri Perak dan masih tetap sering disingkat dan ditulis sebagai Perak.
Kandang tim tersebut sejak awal adalah Stadion Perak di Ipoh, Perak.
Tim tersebut mewakili negara bagian Perak dalam kompetisi sepak bola di Malaysia.
Tim tersebut saat ini bermain di tingkat pertama sepak bola Malaysia, Liga Super Malaysia, setelah dipromosikan dari Liga Premier Malaysia setelah M-League dirombak sebagai Perak FC yang berdomisili di Ipoh, Perak, Malaysia.
Tim ini dikenal dan sering hanya disebut sebagai Perak, karena tim tersebut merupakan tim sepakbola negeri Perak yang dikelola oleh asosiasi sepakbola negara bagian Perak (PAFA) dengan status dan brand atau identitas sebagai Perak FA, yang sebenarnya tim tersebut lebih mirip sebagai sebuah klub sepak bola yang dimiliki oleh asosiasi sepakbola negara bagian Perak (PAFA) tersebut, karena seperti kebanyakan tim sepak bola negara bagian di Malaysia, asosiasi sepak bola negara bagian secara tradisional yang mengelola tim sepakbola mereka masing-masing.
Namun, pada tahun 2016, langkah-langkah diambil untuk membedakan antara asosiasi dengan klub.
Antara tahun 2016 hingga 2020, Tim Sepakbola Negeri Perak direbrand (berganti identitas) menjadi The Bos Gaurus FC atau disingkat dan dikenal sebagai Perak TBG.[1][2][3]
Dan mulai tahun 2021, klub tersebut resmi berganti nama menjadi Perak FC, dan akuisisi klub oleh IMC pada tahun 2021 semakin menegaskan perbedaan antara asosiasi sepakbola dengan klub sepakbola.
Julukan tradisional tim tersebut adalah Seladang yang merupakan Bahasa Melayu untuk Gaur yang merupakan maskot resmi klub. Namun, akhir-akhir ini, tim tersebut disebut dengan julukan Bos Gaurus.[4][5]
Perak telah memenangi 2 gelar Liga Super Malaysia, 2 Piala FA Malaysia, 8 Piala Malaysia dan 3 Piala Sumbangsih.
Negeri (negara bagian) Perak telah diwakili oleh sebuah tim sepakbola di turnamen Piala Malaya sejak musim perdananya pada tahun 1921.[6]
Mereka juga merupakan salah satu anggota pendiri Asosiasi Sepak Bola Malaya (pendahulu Asosiasi Sepak Bola Malaysia modern) pada tahun 1926.[7]
Namun, tim tersebut tidak terdaftar secara resmi hingga 18 April 1951, ketika badan pengurus sepak bola Perak yang baru dibentuk, Asosiasi Sepak Bola Amatir Perak (PAFA), mengambil alih manajemennya.[8][9]
Sehingga tim ini secara resmi didirikan sebagai Perak FA pada 18 April 1951.[10]egeri Perak (PAFA)
Walaupun tim tersebut sering disebut sebagai Perak FA, tapi sebenarnya tim tersebut lebih mirip sebagai sebuah klub sepak bola yang dimiliki oleh asosiasi sepakbola negara bagian Perak (PAFA), karena sama seperti kebanyakan tim sepak bola negara bagian lainnya di Malaysia, yang mana asosiasi sepak bola negara bagian secara tradisional mengelola tim sepakbola mereka sendiri sebagai tim sepakbola perwakilan resmi dari negeri (negara bagian) masing-masing dalam kompetisi sepak bola tingkat nasional atau negara di Malaysia.
Namun akibat dari peraturan yang dikeluarkan FAM tentang privatisasi atau swastanisasi Liga Super Malaysia dan para anggotanya, maka pada tahun 2016 langkah-langkahpun diambil untuk membedakan antara asosiasi sepakbola (FA Perak) dengan tim sepakbola yang dikelolanya (Perak FA), sehingga antara tahun 2016 dan 2020, tim sepak bola Perak sempat berganti nama menjadi The Bos Gaurus FC (Perak TBG).[1][2][3]
Akibat dari efek kebijakan baru tahun 2020 tentang swastanisasi untuk sepak bola pro Malaysia, maka klub-klub Liga Malaysia harus ganti nama dan klub yang berstatus FA (football association) akan berganti status menjadi FC (football club), dan Asosiasi Sepak Bola Perak atau PAFA telah mengkonfirmasi bahwa nama Perak FA akan diubah menjadi Perak FC.
Dan kemudian mulai tahun 2021, nama tim sepak bola Perak secara resmi diubah kembali menjadi Perak FC, dan akuisisi klub oleh IMC pada tahun 2021 semakin mempertegas perbedaan antara asosiasi sepak bola dan klubnya .[11]
Sejak kompetisi Liga Malaysia diperkenalkan pada tahun 1979, tim ini telah muncul sebagai pemenang liga dua kali (pada tahun 2002 dan 2003) dan merupakan tim negara bagian terakhir yang tidak pernah diturunkan ke divisi yang lebih rendah. Namun, pada tahun 2021, Perak mengalami degradasi pertama mereka dari sepak bola papan atas Malaysia dan akan bermain di Liga Primer (sebagai liga kasta kedua) untuk pertama kalinya sejak tahun 1989 (ketika masih sebagai liga kasta teratas). Perak belum pernah memenangkan Liga Super sejak didirikan pada tahun 2004, dengan penampilan terbaiknya terjadi pada musim 2006–07 dan 2018 di mana mereka menjadi runner-up.
Tim ini memulai debut kompetisi kontinentalnya sebagai tim profesional di Piala AFC 2008, dan berhasil mencapai babak Perempat Final sebelum dieliminasi (disingkirkan) oleh Safa SC.
Pada bulan Februari 2016, tim sepakbola Perak FA berganti nama menjadi The Bos Gaurus FC, atau lebih dikenali sebagai Perak TBG, sebagai bagian dari rencana privatisasi untuk bermain di Liga Super Malaysia 2016.[1][2][3]
Tim Sepakbola Negeri Perak tersebut kemudian memperoleh lisensi klubnya pada tahun 2017, sesuai dengan persyaratan FMLLP (saat ini dikenal sebagai Liga Sepak Bola Malaysia) (MFL) bagi semua klub M-League untuk memperoleh lisensi mereka pada awal musim 2018.[12]
Tim ini memenangkan Piala Malaysia pada tahun 2018, yang merupakantrofi pertamanya dalam 12 tahun. Tim ini juga menempati posisi kedua di musim Liga Super Malaysia 2018 sehingga lolos ke babak kualifikasi Liga Champions AFC 2019 musim berikutnya. Agar memenuhi syarat untuk berpartisipasi, Perak TBG berhasil memperoleh Lisensi Klub AFC pada tahun 2019.[13] Perak TBG membuat debutnya diLiga Champions AFC pada 12 Februari 2019 di babak penyisihan 2 melawan klub Hong Kong Kitchee, yang mana pertandingan berakhir dengan skor 1–1 setelah perpanjangan waktu yang membuat pertandingan dilanjutkan ke adu penalti. Penjaga gawang, Hafizul Hakim berhasil menyelamatkan dua penalti dan Kenny Pallraj mencetak penalti kemenangan untuk mengirim Perak TBG ke babak playoff ketiga di mana mereka dikalahkan 1–5 oleh klub Korea, Ulsan Hyundai.[14]
Pada akhir tahun 2020, tim tersebut berhasil diprivatisasi sebagai Perak FC untuk memenuhi persyaratan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) agar asosiasi sepak bola negara bagian (FA) dipisahkan dari klub mereka.
Karena perubahan administrasi pemerintahan dan kurangnya dana dari negara. Setelah kepergian mendadak pelatih kepala Mehmet Durakovic sebelum dimulainya musim 2021, terungkap bahwa tim tersebut mengalami kesulitan keuangan yang serius dari anggaran RM35 juta menjadi RM5 juta, dengan para pemain yang tidak dibayar selama berbulan-bulan.[15][16] Pada bulan Mei, para pemain dikatakan menolak berlatih karena gaji yang belum dibayarkan.[17]
Akibat penampilan buruk yang disebabkan oleh kekacauan di luar lapangan, Perak FC tergelincir kejurang degradasi untuk pertama kalinya sejak Liga super dibentuk, yang akhirnya dikonfirmasi pada bulan September.[18]
Pada bulan November 2021, diumumkan bahwa perusahaan pialang swasta bernama IMC menjadi pengurus sementara Perak FC.[19]
Pada Januari 2022, Yusri Che Lah, mantan pemain Perak, ditunjuk sebagai pelatih kepala keempat tim dalam waktu kurang dari setahun.[20]
Pada bulan Agustus 2022, XOX Bhd menyelesaikan pengambilalihan 100% saham klub melalui anak perusahaannya, XOX Pro Sport Sdn Bhd.[21]
Perak secara historis menggunakan satu lambang utama (CoA). Yang pertama, yang diadopsi saat klub didirikan, adalah gambar Harimau Malaya, yang terkenal di Malaya dan bertahan selama lebih dari setengah abad. Pada tahun 2015, dalam upaya memodernisasi klub, lambang baru diperkenalkan untuk menggantikan lambang lama sebagai lambang utama klub. Klub mengganti lambang lama dengan logo baru dan mengadopsi gambar Seladang yang lebih sinonim dengan tim sepak bola Perak.[22] Setelah dikritik karena kurangnya kualitas logo, Perak The Bos Gaurus meluncurkan versi baru logo yang dipilih dari logo tersebut kompetisi yang diadakan tim untuk musim 2016 dan seterusnya.[23] Perak menggunakan kembali lambang sebelumnya untuk musim 2019 untuk semua kompetisi hingga musim 2020
Perak TBG selalu mengenakan warna kuning dengan sedikit warna hitam atau putih sebagai kostum kandang mereka karena warna tersebut merupakan warna ikonik bagi klub.
Warna kostum tandang Perak The Bos Gaurus biasanya putih dan hitam atau berbagai kombinasi warna putih, kuning dan hitam karena mewakili warna Bendera Perak.
Logo Perak FC yang baru, merupakan hasil kompetisi pembuatan logo Perak FC yang dimenangkan oleh salah satu penggemar Perak FC bernama Hafiz Ismail, ia memilih untuk 'mendesain ulang' menggunakan logo bulat karena beberapa faktor seperti bentuk bulat terlihat lebih stabil dalam ukuran kecil atau besar.
Selain itu, tingkat visibilitasnya tinggi jika logonya kecil, terutama untuk media sosial. Detailnya tidak akan mudah hilang, terutama untuk cetakan pada kaus dan sebagainya dan mudah untuk 'dibalik' dan 'digaris bawahi'.
Adapun konsep monogram PFC yang direpresentasikan dari Perak Football Club dengan desain seperti kepala Gaur. Tidak ada satupun tim di kompetisi Liga Malaysia yang menggunakan konsep monogram ini. Oleh karena itu, Perak FC menjadi yang pertama menggunakan konsep tersebut dan rata-rata menggunakan simbol atau ikon hewan.
Klub ini didirikan pada tahun 1921 dan dimiliki oleh Asosiasi Sepak Bola Perak dengan dukungan finansial dari pemerintah negara bagian dan sponsor.
Klub ini memiliki akademi sendiri yang disebut The Bos Gaurus PAFA Academy atau singkatnya PAFA Academy yang berlokasi di Proton City, Tanjung Malim yang menyediakan pengembangan sepak bola akar rumput dan pemain muda untuk tim Piala Presiden dan tim Liga Remaja Perak FA.[24][25]
Pada bulan Agustus 2022, perusahaan korporat XOX Berhad membeli 100% saham yang menjadikannya pemilik baru klub tersebut.[21]
Perlengkapan Perak TBG telah diproduksi oleh AL Sports untuk tahun 2015, yang dikontrak untuk memasok perlengkapan klub tersebut dari tahun 2015 hingga 2018.[1][2][3] Pada tahun 2019, Perak telah mendapatkan sponsor dari Umbro. Kemudian pada tahun 2020, Perak mendapatkan sponsor dari Kelme. Pada tahun 2021, merek perlengkapan olahraga lokal, Kaki Jersi telah hadir sebagai perlengkapan olahraga baru untuk Perak FC.Kaki Jersi telah memperkenalkan 32 SKU untuk barang dagangan Perak FC.
Sponsor utama kostum Perak TBG saat ini adalah Visit Perak. sebagai sponsor kostum 1 dan Pangkor Pulau Bebas Cukai. sebagai sponsor kostum 2. Klub tersebut telah menerima RM 7,8 juta dari sponsor untuk musim 2016.[1][2][3]
Musim | Produsen perlengkapan | Sponsor kaos |
---|---|---|
2000–01 | Umbro | Dunhill |
2002–04 | Diadora | |
2005 | TM | |
2006–09 | Joma | |
2010 | Specs | |
2011 | None | |
2012 | Kika | None |
2013 | Umbro / Kappa | Lembaga Air Perak |
2014 | Joma / PAFA Sports[26] | Lembaga Air Perak / Casuarina |
2015 | AL Sports | Perak Agro / Casuarina |
2016 | Lembaga Air Perak / Perak Corp. | |
2017 | Lembaga Air Perak / Perak Corp. | |
2018 | Lembaga Air Perak / Perak Corp. / MapsPerak / Quip / WCE / Al-Ikhsan | |
2019 | Umbro | Lembaga Air Perak / Sapura Energy. / Setiaawan / Al-Ikhsan / OldTown White Coffe /kltehlanddev / ArwanaExpress |
2020 | Kelme | Visit Perak (home) & Pangkor Duty Free Island (away) |
2021 | Kaki Jersi | Lenggong Valley (home) Royal Belum (away)
Perak 100th Years (3rd) Kopa Arena [3] |
2022 | Lotto & Cheetah | Prestige Sports / Cosmic & XOX |
2023 | Cheetah | XOX |
Titel | Juara | Runner-up |
---|---|---|
Piala Malaysia (8) | 1926, 1931, 1957, 1967, 1970, 1998, 2000, 2018 | 1923, 1951, 1959, 1960, 1961, 1964, 1971, 1972, 1974, 2001, 2007 |
Liga Malaysia (2) | 2002, 2003 | 2007, 2018 |
Liga tingkat kedua | 1989 | |
Piala FAM (3) | 1959, 1964, 1965 | 1960 |
Piala FA (2) | 1990, 2004 | 1991, 2002, 2005, 2019 |
Piala Sumbangsih (3) | 1999, 2005, 2006 | 2001, 2019 |
Updated on 19 October 2023 (Malaysian football league was established in 1982).
Note:
Pld = Played, W = Won, D = Drawn, L = Lost, F = Goals for, A = Goals against, Pts= Points, Pos = Position
1st or Champions 2nd or Runner-up 3rd place Promotion Relegation
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Masuk
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Pinjam
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Kelaur
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Rangking | Pemain | Gol |
---|---|---|
1 | Paulo Rangel | 6 |
2 | Abdul Hadi Yahya | 3 |
3 | Mohamad Rafiuddin Roddin | 2 |
4 | Azlan Ismail | 2 |
5 | Mohd Failee Mohd Ghazali | 1 |
6 | Karim Rouani | 1 |
7 | Muhd Shahrom Abdul Kalam | 1 |
8 | Mohd Noor Hazrul Mohd Mustafa | 1 |
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Staff kepelatihan tim di Piala Presiden
Tahun | Presiden Tim |
---|---|
1957–72 | Datuk Teoh Chye Hin |
1999-06 | DYTM Raja Dr Nazrin Shah ibni Sultan Azlan Muhibbuddin Shah |
2007–08 | YB Dato' Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi |
2008-08 | Datuk Mohammed Mahiyuddin Abdullah |
2008–10 | YB Dato' Seri Mohamad Nizar Jamaluddin |
2010– | YB Dato' Zainol Fadzi Paharudin |
Tahun | Pelatih tim |
---|---|
1992-93 | Dr Safri Haji Nawawi |
1998-00 | YB Datuk Seri Raja Ahmad Zainuddin Raja Haji Omar |
2001–06 | Dato' Jamal Nasir Haji Rasdi |
2007–08 | Datuk Mohammed Mahiyuddin Abdullah |
2008–2010 | Ustadz Nor Azli Musa |
2011-2012 | Khairul Azwan Dato' Harun |
Nama | Periode | Titel | Total | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Domestik | Internasional | |||||||||||
LS | LP | PM | MCS | FA | AFCCL | WAFC | PAFC | SUAFC | PI | |||
Dato' M. Karathu | 1989–90, 2001, 2008–09 | |||||||||||
Marco Bilic | 1991 | |||||||||||
Chan Sze Onn | 1992 | |||||||||||
Milous Kvacek | 1993–94 | |||||||||||
/ Ken Shellito | 1995 | |||||||||||
Khaidir Buyong | 1996 | |||||||||||
Karl Heinz Weigang | 1997–99, 1999, 2000 | |||||||||||
Chow Kwai Lam | 1999 | |||||||||||
Torsten Spittler | 2000 | |||||||||||
Toni Netto | 2002–05 | |||||||||||
Steve Darby | 2005–08 | |||||||||||
Dato' M. Karathu | 2009–2010 | |||||||||||
YM Raja Azlan Shah Raja So'ib | 2010–2011 | |||||||||||
Tuan Haji Norizan Bakar | 2011–2012 | |||||||||||
Jang Jung | 2012 | |||||||||||
Mohd Azraai Khor Abdullah | 2012 | |||||||||||
Total | 1989–10 | 2 | 0 | 3 | 5 | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 12 |
Tanggal | Kapten tim |
---|---|
1985-94 | Azizol Abu Haniffah |
1995-97 | Raja Azlan Shah Raja So'ib |
1998-99 | Roslan Hamid |
2000–08 | Ahmad Shahrul Azhar Sofian |
2009 | Soryaparrad Subramaniam |
2010 | K Nanthakumar |
2011-12 | Shahrulnizam Mustapa |