Dr. Theodoor Gautier Thomas Pigeaud | |
---|---|
Lahir | Leipzig | 20 Februari 1899
Meninggal | 6 Maret 1988 Gouda | (umur 89)
Almamater | Universitas Leiden |
Dikenal atas | Studinya mengenai Sejarah Jawa |
Karya terkenal | Javaans-Nederlands handwoordenboek dan Java in the 14th Century |
Dr. Theodoor Gautier Thomas Pigeaud (Leipzig, 20 Februari 1899 – Gouda, 6 Maret 1988) adalah seorang ahli Sastra Jawa dari Belanda. Dia terutama menjadi termasyhur berkat kamus Jawa-Belandanya (1938) yang dijadikan dasar oleh Wilfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta sebagai Baoesastra Djawa. Selain itu Pigeaud juga dikenal karena studi monumentalnya mengenai Nagarakretagama dan katalog-katalog naskah manuskrip di perpustakaan di Belanda, Denmark, dan Jerman.
Theo Pigeaud adalah seorang keturunan Prancis, hal ini terlihat jelas pada namanya. Nenek moyangnya adalah kaum Hugenot yang melarikan diri ke Belanda. Theo sendiri adalah anak bungsu Dr. J.J. Pigeaud en Adolphine Bodde. Ayah Theo adalah seorang dokter dan memiliki praktik di Modjokerto, Jawa Timur dari tahun 1887 sampai 1898. Namun ketika Theo, mereka sekeluarga berada di Leipzig karena Dr. J.J. Pigeaud kala itu sedang kuliah di sana.
Theo pada masa kecilnya tinggal di Den Haag. Di sana ia duduk di sekolah Gymnasium Haganum. Pada tahun 1916 ia lulus ujian akhir dan kemudian mendaftar di Universitas Leiden.
Di sana ia kuliah Taal- en Letterkunde van den Oostindischen archipel (“Bahasa dan Sastra Kepulauan Hindia-Timur”). Mata kuliahnya terdiri atas bahasa Arab, bahasa Sanskerta, Islam, dan ilmu bumi Kepulauan Hindia-Timur. Tiga tahun kemudian Pigeaud bisa lulus ujian "kandidaatsexamen" dan menyelesaikan studi S1-nya. Kemudian Pigeaud melanjutkan studinya dan mempelajari bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan bahasa Persia. Tiga tahun kemudian pada tahun 1922, ia bisa lulus ujian "doctoraalexamen" secara cum laude dan menyelesaikan studi S2-nya. Lalu dua tahun kemudian pada usia muda, Pigeaud bisa menyelesaikan disertasinya dan menyelesaikan studi S3-nya. Disertasinya adalah suntingan teks sebuah karya sastra Jawa Pertengahan berjudul Tantu Panggelaran yang isinya adalah mitologi Jawa Kuno.
Setelah berpromosi, Pigeaud berangkat ke pulau Jawa. Walaupun sudah pasti bahwa Pigeaud akan menjadi seorang taalambtenaar ("pegawai bahasa"), dia ditugaskan pada Adviseur voor Inlandse Zaken ("Penasehat Urusan Pribumi") di Batavia di mana kedua adjudannya yaitu Hoesein Djajadiningrat dan Bertram Johannes Otto Schrieke telah diangkat sebagai guru besar pada Fakultas Hukum.
Pada 29 Desember 1925, akhirnya ia bisa memulai pekerjaannya yang sejati, yaitu merevisi dan menambah kamus Jawa-Belanda Gericke-Roorda. Untuk pekerjaan ini, awal 1926 Pigeaud harus pindah ke Soerakarta. Pertama-tama, Pigeaud tinggal pada sebuah keluarga Jawa, tetapi akhirnya ia tinggal bersama Koperberg, sekretaris Java-Instituut.
Akhirnya kamus Jawa-Belanda Pigeaud terbit pada tahun 1938. Kamus ini bisa dianggap sebagai tambahan penting kamus Gericke-Roorda. Kamus Belanda-Jawa Pigeaud terbit sepuluh tahun kemudian setelah Perang Dunia II.
Pada tahun 1942, Jepang menduduki Hindia Belanda. Tidak lama kemudian, orang-orang Eropa diinternir dan dimasukkan ke kamp-kamp. Namun Pigeaud berhasil lolos dan tidak ditangkap berkat teman-teman Jawanya yang bekerja di kantor-kantor pemerintahan. Hal ini juga berkat namanya yang berbau Prancis dan kota kelahirannya yang terletak di Jerman. Pigeaud bisa mengaku bahwa ia adalah seorang Indo. Namun Pigeaud harus bersembunyi dan tidak terlalu banyak menampakkan diri. Temannya, Philip Lumban Tobing, seorang Batak Toba yang kala itu kuliah di Yogyakarta.
Pigeaud tidak terlalu mendapatkan masalah dari orang-orang Jepang, tetapi pada masa Revolusi Fisik, pada tahun 1946, Pigeaud sebagai seorang Belanda sempat dihajar habis-habisan oleh para laskar sampai harus diopname di rumah sakit di Yogyakarta.
Setelah Perang Dunia II, Pigeaud pulang ke Belanda. Pada tahun 1948 Pigeaud menerima tugas dari KITLV untuk menyunting ulang dan menterjemahkan kembali kakawin Nagarakretagama. Akhirnya setelah lebih dari sepuluh tahun, Pigeaud selesai dengan suntingan teks dan terjemahannya. Tetapi akhirnya yang disajikan bukan hanya suntingan teks dan terjemahan dalam bahasa Inggris saja, tetapi sebuah karya monumental yang terdiri atas lima jilid berjudul: Java in the 14th Century (1960—1963), dan terdiri atas 1.500 halaman. Meski Pigeaud kadang kala mendapat kritik atas kualitas bahasa Inggrisnya, tetapi hal ini tidak memengaruhi karya secara keseluruhan.
Setelah Java in the 14th Century Pigeaud memulai magnum opus-nya ("karya utama"), atau katalog naskah manuskrip Jawa di Belanda, Belgia, Jakarta dan Singaraja. Katalognya terdiri atas empat jilid dan terbit antara tahun 1967 dan 1980.
Pigeaud berpendapat bahwa besarlah peran orang-orang Tionghoa dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Bersama dengan De Graaf, dia menulis tiga studi mengenai sejarah Islam di Jawa (1974, 1976 dan 1984).
Kamus Jawa-Belanda Pigeaud dikritik karena tidak berdasarkan prinsip-prinsip dasar morfologi modern. Tetapi di sisi lain harus diakui pula bahwa pengetahuan mengenai hal ini belum dikenal secara luas pada saat buku ini terbit pada tahun 1938. Pada saat itu buku ini juga merupakan langkah ke depan yang besar.
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |