AIM-152 dan -155 berkaitan rudal yang sama, AAAM, meskipun masih ada argumen tentang apa yang akan menjadi penunjukan yang tepat. AIM-152 AAAM adalah sebuah peluru kendali atau rudal udara-ke-udara jangka panjang yang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Program ini melalui tahap pengembangan yang sangat lama tetapi tidak pernah diadopsi oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, karena berakhirnya perang dingin dan pengurangan ancaman target utama pengeboman supersonik Uni Soviet[1].
Angkatan Laut Amerika Serikat memberikan kontrak kepada dua tim industri untuk fase validasi teknologi dari rudal udara-ke-udara jangka panjang pada Oktober 1988.
Tim Hughes-Raytheon mengembangkan roket dengan mesin pendorong ramjet atau roket integral. Keuntungan dari pendekatan ini adalah roket "ditenagai secara penuh" sehingga jarak tempuh lebih tinggi, kemampuan mengejar yang lebih baik, dan desain yang lebih sederhana. Namun, kekurangannya adalah ukurannya yang lebih besar, kurang fleksibel, dan hanya bisa dibawa beberapa saja dalam satu perjalanan. Tim Hughes-Raytheon menggunakan teknologi inertial mid-course sebagai teknologi navigasinya yang bisa di perbaharui secara real-time dan pada fase terminal menggunakan radar dan inframerah sebagai metode navigasi.
Tim General Dynamics-Westinghouse menggunakan roket berbahan bakar padat yang bisa dimulai ulang. Desain ini memiliki sayap yang bisa ditekuk dan permukaan ekor. Roket ini dikirim menggunakan silinder peluncuran. Menurut ilustrasi yang ditunjukkan oleh tim General Dynamics-Westinghouse 12 silinder peluncuran dapat disusun dalam dua tumpuk yang masing masing tumpuk berisi enam silinder peluncuran.